Bangga Indonesia, Jakarta – Plt Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi Ayodhia GL Kalake optimistis Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, akan mampu menggerakkan ekonomi wilayah setempat.
“Pelabuhan terbesar kedua setelah Tanjung Priok, Jakarta ini siap menghubungkan berbagai wilayah produktif di Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, dan sekitarnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Pelabuhan Patimban merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang akan dilengkapi dengan akses jalan tol.
Pembangunan pelabuhan itu juga diharapkan mampu mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok yang selama ini cukup padat dan sibuk.
Pembangunan pelabuhan juga diharapkan dapat sebagai stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang dan pelabuhan ini juga dapat memangkas waktu tempuh distribusi dari kawasan industri ke pelabuhan.
“Presiden Jokowi meminta Pelabuhan Patimban juga mendukung ekspor produk selain otomotif misalnya UMKM, sektor pertanian, industri kreatif, serta produk lainnya, sehingga mampu bersaing di pasar global,” imbuhnya.
Presiden Joko Widodo telah melakukan peluncuran awal (soft launching) operasional Pelabuhan Patimban secara daring dari Istana Kepresidenan Bogor pada Minggu (20/12/2020).
Peluncuran itu ditandai dengan ekspor perdana 140 unit mobil antara lain Toyota, Daihatsu, dan Suzuki.
Ekspor dilakukan menggunakan Kapal MV Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co.,Ltd dengan tujuan Brunei Darussalam.
Proyek pembangunan Pelabuhan Patimban yang dimulai Juli 2018 akan selesai pada 2027 melalui empat fase.
Pembangunan fase I meliputi pembangunan terminal, break water, jembatan penghubung, terminal kendaraan, dan jalan akses (paket pekerjaan oleh Kementerian PUPR).
Kapasitas fase I adalah 3,75 juta TEUs (twenty foot equivalent unit) peti kemas dan kapasitas terminal mobil sebesar 218 ribu mobil CBU.
Pada tahap II, yakni 2021-2024 akan dibangun seluas 66 hektare dan tambahan untuk terminal mobil dengan kapasitas 600 ribu kendaraan bermotor (CBU).
Selanjutnya, pada 2024-2025 akan dilakukan pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif kargo sebanyak 5,5 juta TEUs.
“Pada tahap akhir di tahun 2026-2027 akan dilakukan pembangunan berupa terminal peti kemas dengan kumulasi kapasitas sebanyak 7,5 TEUs dan 600 ribu CBU,” urai Ayodhia.