Bangga Indonesia, Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mendorong para Kartini masa kini dengan potensi kewirausahaannya melebarkan sayap menjajal dunia digital.
“Raden Ajeng Kartini telah memperjuangkan kesamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Dengan begitu, untuk saat ini sudah sepantasnya kita mengedepankan upaya kesetaraan, tentunya melalui pemberdayaan perempuan. Pencapaian isu prioritas pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan hanya dapat tercapai apabila perempuan memiliki resiliensi terhadap perubahan zaman yang begitu cepat. Maka, memberikan pemahaman dan kemampuan bagi para perempuan pelaku usaha mengenai penggunaan teknologi terkini adalah hal yang krusial,” ujar Bintang Puspayoga melalui siaran pers, di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan data Bank Indonesia pada 2018, terdapat lebih dari 60 persen usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan, dan 9,1 persen Produk Domestik Bruto (PDRB) Indonesia berasal dari kontribusi UMKM yang dikelola oleh perempuan.
Namun, dengan penguasaan teknologi melalui e-Commerce dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha perempuan.
Hal tersebut, kata Bintang, harus diiringi dengan penerapan pengarusutamaan gender dalam keluarga, sehingga memberikan kesempatan lebih luas bagi perempuan untuk berkembang.
Bintang juga mengingatkan ketika perempuan memiliki kesempatan yang lebih fleksibel dalam mencapai ketahanan ekonominya sendiri dengan memanfaatkan teknologi digital, bukan berarti ia harus memikul beban ganda.
Pengarusutamaan gender atau pembagian tugas yang setara dan seimbang antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga menjadi penting untuk diterapkan demi memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkembang.
“Ketahanan ekonomi perempuan tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya saja, melainkan juga bagi keluarga, hingga bangsa dan negara. Semua perempuan, baik yang lahir di kota maupun di desa, tanpa memandang latar belakang termasuk perempuan penyintas dan disabilitas berhak untuk maju, bermimpi setinggi-tingginya dan mewujudkannya,” kata Bintang Puspayoga.
Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan saat ini tidak sedikit perempuan yang di satu sisi harus memenuhi kebutuhan domestik keluarganya, namun di sisi lain juga membantu ekonomi keluarga dengan ikut mencari nafkah, bahkan menjadi tulang punggung keluarga.
Dalam menyikapi kondisi ini, perempuan dituntut semakin kompeten untuk menguasai teknologi, salah satunya dengan memanfaatkan e-Commerce.
“Pelaku UMKM, khususnya perempuan perlu diberdayakan melalui pemanfaatan teknologi e-Commerce. Dengan pemanfaatan e-Commerce, para pelaku UMKM dapat mengasah skill digital entrepreneur sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usahanya. Perempuan Indonesia diharapkan tidak hanya puas menjadi pelaku UMKM saja, mereka juga harus bangkit menjadi wirausaha dan dapat berperan lebih luas di bidang ekonomi era digital. Peran perempuan sebagai pelaku e-Commerce juga merupakan tantangan agar dapat berkreasi dan berinovasi untuk memunculkan jenis-jenis pekerjaan baru dan mencetak lapangan pekerjaan,” kata Muhadjir.
Namun demikian upaya pemberdayaan ekonomi perempuan di era digital bukan tanpa tantangan.
Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Saleh menjelaskan, khususnya bagi perempuan di negara berkembang untuk mengakses teknologi memiliki beberapa tantangan, di antaranya dari segi pendidikan dan literasi internet, penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa internet, kendala waktu dan norma sosial atau persepsi bahwa dunia teknologi masih didominasi pria.(ant)