“LABUMADU F1 yang dikembangkan anggota karang junior ini memiliki potensi produksi 15-25 ton per hektar.”
“Kami baru belajar dengan menggunakan lahan 2.500 meter persegi,” kata Vikri Fadilah, Ketua Karang Taruna, Desa Teluknaga, Kabupaten Tangerang, saat dihubungi, Selasa.
Menurut Vikri, dengan produksi dua ton melon dan labu madu, ia berhasil membangkitkan semangat remaja di desanya yang awalnya terburu-buru mengendarai sepeda motor.
“Kami berhasil mengundang banyak pemuda desa yang sebelumnya menganggur dan sering buru-buru di jalanan,” kata Vikri.
Vikri mengatakan selain memberikan ilmu baru, kegiatan penggarapan ini juga menjadi peluang kerja bagi anak muda yang selama ini menggantungkan hidupnya dari kegiatan di Bandara Soekarno Hatta. Ada yang bergabung, ada juga karyawan yang akhir-akhir ini terkena pemutusan hubungan kerja karena perusahaannya terkena dampak pandemi COVID-19.
“Alhamdulillah, sudah ada 15 pemuda dan pemudi desa yang ikut membudidayakan melon dan labu madu. Sedangkan hasilnya dijual ke masyarakat sekitar,” ujarnya.
Namun kemungkinan tidak menutup kemungkinan, jelas Vikri, hasil panen ke depan akan dijual ke pasar terdekat, bahkan seperti petani lain di daerah tersebut yang dijual di pasar Jakarta.
Seperti diketahui, sebagian besar produk petani di daerah penyangga dikirim ke pasar tradisional dan pasar modern di Jakarta.
Vikri mengatakan, keberhasilan panen pertama melon premium dan labu madu berkat bimbingan Bagas Suratman yang merupakan petani senior di daerah tersebut. Bimbingan juga diperoleh dari PT East West Seed Indonesia (EWINDO) atau Cap Panah Merah yang menyediakan bibit dan memberikan penyuluhan kepada para pemuda.
Menurut Suratman, banyak faktor yang harus diperhatikan petani dalam proses budidaya. Mulai dari pemilihan waktu tanam, faktor iklim dan cuaca, pengolahan lahan hingga antisipasi hama dan penyakit. Salah satu serangan penyakit yang menakutkan petani adalah serangan virus Gemini.
Virus yang dibawa oleh serangga perokok (Bemisia tabaci) ini sangat menular dan merusak tanaman hingga gagal panen dan tidak bisa berproduksi sama sekali.
“Salah satu kunci sukses remaja karang muda adalah dengan menggunakan benih melon varietas ALISHA F1 yang memiliki daya tahan sangat tinggi terhadap serangan virus Gemini,” kata Suratman.
Menurut Wisnu, petugas lapangan Cap Panah Merah, melon varietas ALISA F1 mampu memproduksi 30-40 ton/ha.
Melon yang memiliki kulit kuning mulus atau tanpa jaring, daging buahnya renyah dan sangat manis (tingkat kemanisannya bisa mencapai 16 brix).
Sedangkan LABUMADU F1 yang dikembangkan oleh anggota karang muda ini memiliki potensi produksi 15-25 ton per hektar.
“Kami akan terus memberikan pendampingan dan optimis pemuda di daerah ini bisa bercocok tanam secara berkelanjutan. Keberhasilan karang muda ini juga bisa menjadi inspirasi bagi pemuda di daerah lain untuk melakukan kegiatan produktif sekaligus membuka lapangan pekerjaan di tengah kondisi seperti ini. pandemi COVID-19,” ujarnya Wisnu.(ant)