Sobat. Mengenai hadis perbarui iman dengan memperbanyak mengucapkan ‘laa ilaaha illallaah’ disebutkan dalam riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, secara marfu’ dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ “، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا؟ قَالَ: ” أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ “
“Perbarui iman kalian”, “Ya Rasulullah, bagaimana cara kami memperbarui iman kami?” tanya para sahabat. Beliau bersabda, “Perbanyaklah mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’.”
Rasulullah SAW bersabda, “ Perbaruilah Imanmu dengan Laa ilaaha illallah.”
Hal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya debu maksiat dan noda dosa akan menempel pada dirimu. Tidak semua tempelan noda itu bisa dibersihkan dengan air. Namun ada noda yang hanya bisa dibersihkan dengan api. Sama seperti emas yang mengandung campuran palsu yang harus dimurnikan dengan api. Begitu pula keadaan orang yang melakukan maksiat. Mereka tidak bisa masuk surga sebelum dimurnikan oleh Api neraka. Begitulah penjelasan Ibnu Athaillah.
Sobat. Jangan sampai kau kotori bumi yang suci ini dengan dosa dan maksiat. Allah menundukkan alam ini untukmu serta mencurahkan nikmat-Nya baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Semestinya kau bersyukur atas semua nikmat itu, bukan malah mengotori bumi yang suci ini dengan segala dosa dan maksiatmu.
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dengan sanad hasan. “ Iman bisa menjadi usang di hati kalian sebagaimana halnya pakaian. Karena itu mintalah kepada Allah agar Dia memperbarui iman dalam hati kalian.”
Orang yang meyakini kalimat Laa ilaaha illallah harus memenuhi hatinya hanya dengan Allah. Tidak ada sesuatu pun yang lain selain Allah dalam hatinya. Ketika hatinya diisi oleh sesuatu selain Dia, berarti ia telah mengotori dan merusak kesucian hatinya serta kemurnian keyakinannya sehingga ia harus memperbaruinya dengan mengucapkan kalimat tauhid itu lagi. Sebab, mengucap kalimat tersebut secara kontinu bisa memperbarui keimanan yang terdapat dalam hati sekaligus menerangi dan membuatnya lebih yakin.
Sobat. Dosa bagi orang mukmin merupakan najis. Perumpamaannya seperti najis yang melekat pada pakaian putih. Dosa dapat dibersihkan dengan tobat kepada Allah SWT. Namun, orang yang terus bergelimang dosa, orang kafir, dan munafik tidak merasakan dan tidak menyadari bahaya dosa. Sebab, hati mereka laksana pakaian hitam yang membuat najis tidak tampak. Mereka terbiasa dengan dosa dan lalai dari mengingat Allah SWT. Inilah neraca hakikat yang harus menjadi landasan hamba dalam berinteraksi dengan Allah.
Sobat. Siapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, ia akan membersihkan diri dari aib dan cacata. Cacat di sini meliputi seluruh bentuk dosa dan kelalaian. Ini adalah nilai dan harga cinta yang sejati.
Sobat. di akhir tulisan singkat ini layak kita perhatikan banget pesan Ibnu Athaillah,
” Siapa yang berkhianat menjadi hina. Nilai tangan adalah lima ratus dinar. Ia dipotong pada seperempat dinar jika berkhianat. Engkau tetap memiliki nilai di sisi Allah selama tidak bermaksiat. Namun, jika bermaksiat, kau tidak lagi bernilai.”
Dengan kata lain, nilai kita sesuai dengan sejauh mana kita berjalan di jalan Allah yang diperintahkan untuk diikuti.
( Spiritual Motivator – Dr. N. Faqih Syarif H, M.Si. Penulis buku Gizi Spiritual. Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur. Majelis Kyai PP Al-Ihsan Baron Nganjuk dan Dewan Pembina PP Al-Amri Leces Probolinggo Jawa Timur )