Bangga Indonesia – Jawa Timur. Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dan pembelajaran satu kesatuan yang saling melengkapi tugas, pokok, fungsi dan tujuan. Dimana dalam proses tumbuh kembangnya memerlukan interaksi dan kreatifitas yang dialogis antar guru dan murid, sehingga proses pembimbingan, kepemimpina dan kecakapan berhasil dengan baik.
Tanpa adanya komunikasi yang dialogis antar guru dan murid dalam pembelajaran dan proses pendidikan maka mustahil tugas, pokok, fungsi dan tujuan pendidikan tercapai. Dalam upaya kelanjaran komunikasi pendidikan maupun pembelajaran harus ada media yang mampuni.
Dengan adanya himbauan dari Pemerintah dan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang belajar dan bekerja dari rumah, maka ada pertanyaan apakah paket internet dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh menjadi tanggung jawab siswa dalam hal ini secara langsung menjadi tanggung jawab orang tua?
Boleh dibayangkan jika rata-rata anak sekolah setiap keluarga berjumlah dua orang anak maka bersama dengan orang tua di dalam keluarga tersebut harus ada minimal 4 Smartphone, maka boleh dibayangkan tambahan biaya hidup setiap keluarga.
Kemudian, apakah orang tua dapat secara automatic boleh menjadi pendamping seperti yang diharapkan? Terlebih lagi, pekerjaan seorang guru itu saat ini sudah merupakan pekerjaan professional dan mendapatkan tunjangan sertifikasi.
Maka Komnas Pendidikan Jawa Timur sebagai wujud kepedulian terhadap anak bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa selain mengadakan berbagai webinar juga melakukan jajak pendapat pelaksanaan Pembelajaran jarak jauh mulai tanggal 28 juli 2020 sd 5 Agustus 2020 dengan jumlah responden 7233 orang dari 38 Kota di jawa timur dengan 5 kota dengan responden terbanyak yakni ; Kab. Bojonegoro, Kab. Nganjuk, Kab. Jombang, Kab.Tuban dan Kota Surabaya.
Jajak Pendapat Pembelajaran Jarak Jauh berdasarkan profesi responden : 69,63 % Siswa, 16,27% Guru, 9,24% Orang tua siswa, 2,52% Kepala Sekolah, 1,13% Mahasiswa, 0,50% Dosen, 0,72% Tenaga Kependidikan.
Adapun hasil jajak pendapat pembelajaran jarak jauh Komnas Pendidikan Jawa Timur adalah sebagai berikut :
- Dari 1447 responden tanpa orang tua, lebih dari 50% menyatakan aplikasi mendukung dalam proses PJJ.
- 35,9% menyatakan ragu-ragu pembelajaran jarak jauh sudah optimal, 26% lainnya mengatakan tidak setuju.
- Menurut responden, hanya 13,1% menyatakan setuju dan 5% menjawab sangat setuju mahasiswa / siswa tertarik dalam belajar dalam pembelajaran jarak jauh.
- Lebih dari 60% pendidik meyakini pembelajaran jarak jauh tidak membuat mahasiswa / siswa semakin memahami materi. 27,6% responden menyatakan keragu-raguannya.
- Selama proses belajar dari rumah, saya sebagai orang tua/wali mendampingi anak belajar ketika di tanya mengenai hal itu 87,57 % mendampingi anak belajar sedangkan 12,43% tidak mendampingi anak dalam belajar . Alasan mereka tidak mendampingi anak belajar ; kedua orang tua bekerja, tidak menguasai materi belajar, anak sudah cukup mandiri sehingga tidak perlu orang tua mendampingi.
- Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (Mahasiswa/Siswa) : Sulit memahami materi , karena guru tidak menjelaskan materi secara langsung hanya dikirim materi disuruh memahami dan selanjutnya diberi latihan soal .Boros kuota data dan internet yang tidak stabil.Tugas yang diberikan terlalu banyak dan membebani.Tidak adanya interaksi social .Terkadang ada beberapa guru yang mengajar di jadwal yang tidak sesuai (terlambat), sehingga seringkali bentrokan dengan mata pelajaran lainnya.
- Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (Dosen/Guru) : Tidak semua siswa mempunyai sarana yang memadai. Koneksi internet tidak stabil. Tidak hanya dari kami tapi juga dari siswa. Sulit mengontrol kedisiplinan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran, kurang efektif dalam menerapkan pendidikan karakter, sulit memantau dan menilai aspek/ranah psikomotorik missal pada pembelajaran olahraga, PKWU, dan praktikum untuk maple Hambatan pada waktu, karena membutuhkan waktu lebih banyak daripada mengajar langsung, waktu lebih banyak untuk persiapan materi dan penilaian. Menguras tenaga.Sulit untuk menjelaskan materi pada siswa.
- Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (Orang Tua) : Mengatur waktu antara bekerja dan mengajar Kegiatan pekerjaan orang tua terganggu, karena harus menunggu dan mengarahkan anak yang masih kelas 1 SD.Kesulitan mengatur waktu, mengingat kendala orang tua hanya memiliki 1 HP. Metode pengajaran kurang maksimal, banyak hal yang menjadi kendala ketidakfokusan anak dalam menerima pelajaran.Anak stress dengan metode di rumah yang monoton dan kurang sosialisasi.Tidak ada komunikasi 2 arah antara guru dan siswa.Tugas-tugas yang lebih banyak dari sekolah biasa dan perlu mencetak worksheet (tidak punya printer, dan sekolah tidak menyediakan hardcopy worksheet). Jaringan internet dan kuota.
- Manfaat Pembelajaran Jarak Jauh (Mahasiswa/Siswa) : Mengurangi penyebaran COVID-19. Pembelajaran dan pengerjaan tugas bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Lebih banyak waktu dengan keluarga. Video pembelajaran bisa diulang jika tidak paham.Lebih mengenal teknologi informasi yang semakin Memiliki waktu luang menjadi sedikit lebih banyak, bisa istirahat atau tidur siang. Memahami pelajaran dengan mandiri dan belajar dengan batas waktu yang sangat cepat sehingga saya menjadi lebih rajin.
- Manfaat Pembelajaran Jarak Jauh (Dosen/Guru) : Pembelajaran tetap berjalan meskipun belum optimal.Mengurangi terpaparnya COVID-19 dan memperlambat penyebarannya. Orang tua lebih paham keadaan anak dan perhatian terhadap pendidikan.Guru lebih banyak waktu untuk membuat perangkat pembelajaran yang inovatif.Pengajaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.Belajar banyak hal terutama berkaitan dengan IT.Bisa belajar banyak hal di rumah. Lebih lama ketemu keluarga. Kemampuan literasi siswa dan kemandirian terbangun, guru harus membuat strategi, metode pembelajaran untuk menyampaikan materi yang dapat dipelajari melalui lingkungan sekitar.
- Manfaat Pembelajaran JarakJauh(Orang Tua) : •Tidak/belum merasakan ada manfaat dari PJJ. •Lebih dekat dengan anak, karena lebih banyak waktu dengan anak.•Anak bisa belajar IT dengan baik sehingga bertambah kemampuan ITnya.•Lebih banyak komunikasi sama guru soal perkembangan anak.•Bisa merasakan sulitnya jadi guru dalam mencerdaskan anak bangsa.•Anak menjadi lebih mandiri.•Saya orang tua dapat lebih jelas mengawasi anak saya dalam pembelajaran jarak jauh dan bisa menjaga pola makan dirumah dapat bertemu keluarhga juga bisa belajar dengan lancar•Praktis. Dapat mengontrol anak secara langsung. Hemat biaya (tidak mengeluarkan uang saku dan transport).
- Saran Pembelajaran Jarak Jauh (Mahasiswa/Siswa) : •Meskipun pembelajaran daring, guru harus tetap menjelaskan materi dengan menulis sambil berbicara. Setelah daring siswa boleh saja diberi tugas, namun jangan terlalu banyak sehingga siswa bisa letih dan stress, pembelajaran daring harus tepat waktu supaya efektif.•Proporsi pembelajaran dari rumah dan di kampus dibagi 60:40 atau 50:50. Pembayaran uang kuliah diberikan keringanan karena kami tidak menggunakan fasilitas kampus.•Guru dapat mengerti keadaan dan kondisi siswa yang apabila siswa tidak memahami pembelajaran atau tidak mengerjakan tugas tepat waktu. Guru juga lebih sedikit memberi tugas sekolah dan memberi deadline yang agak lama.•Saran saya ketika murid/siswa sedang kebingungan mengenai materi, guru sebaiknya merespon pertanyaan murid tersebut. Jadi, murid merasa ada yang mendampingi/mengawasi.•Adanya bantuan kuota internet gratis dari pemerintah.•Guru lebih tepat waktu dalam KBM.
- Saran Pembelajaran Jarak Jauh (Dosen/Guru) : Ada subsidi dana untuk kuota data, baik bagi siswa dan guru. Pemasangan wifi gratis di titik strategis dan aman terjangkau oleh siswa.•Saran saya pemerintah memperhatikan peralatan guru dan siswa yg support dengan kondisi prmbelajaran saat ini, dan bukan hanya mengadakan seminar tetapi perlu ada bimbingan khusus dari dinas untuk pembinaan guru-guru terkait cara-cara PJJ.•Pembelajaran jarak jauh harus diimbangi dengan pembelajaran tatap muka (konvensional).•Guru dibekali pelatihan tentang beragam strategi pembelajaran daring beserta kelebihan dan kelemahannya.•Ada langkah real dalam monitoring hasil belajar siswa selain dari segi penilaian pengetahuan, ada tambahan kuota internet gratis bagi siswa terutama yg kurang mampu, pelatihan mendesain pembelajaran inovatif dan lebih menarik bagi guru.•Adanya sosialisasi kepada orang tua/wali murid terkait penggunaan data internet anaknya masing-masing. bahwasannya perlu dikaji kembali apakah data internet anaknya benar-benar habis untuk PJJ. Karena sebagian besar anak aktif menjelajah IG dan Youtube dan aplikasi lain diluar pembelajaran online.
- Saran Pembelajaran Jarak Jauh (Orang Tua)•Kualitas fasilitas internet di tingkatkan. Sehingga tidak terjadi signal hilang pada saat KBM sedang berlangsung. Keluarga tidak mampu, dibantu dalam fasilitas on line nya. Juga suport fasilitas kuota data untuk siswa yg berasal dari keluarga tidak mampu.•Guru bukan sekedar memberikan tugas membaca halaman sekian dan mengerjakan halaman sekian tetapi juga turut mengajar jarak jauh misal melalui video atau zoom dll. Guru lebih proaktif.•Pembelajaran jarak jauh distop dan aktifitas sekolah diadakan kembali.•Tidak terlalu banyak penugasan. Pembelajaran lebih banyak bersifat tentang lifeskill.•Ada subsidi dari diknas terkait biaya internet.•Sebaiknya masuk seperti biasa di sekolah, dengan membagi murid 2 gelombang. Contoh, hari Senin yg masuk no absen 1-15, Selasa 16-30, begitu seterusnya, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.•Sekolah meringankan biaya SPP, menghapuskan uang kegiatan dan memberikan biaya paket internet.
Demikian hasil jajak pendapat pembelajaran jarak jauh yang dilakukan Komnas Pendidikan Jawa Timur. Secara lebih lengkap bisa di lihat di materi ppt kami.
Surabaya, 6 Agustus 2020
Komnas Pendidikan Jawa Timur
Sekretaris Ketua
Dr. Nasrul Syarif M.Si Kunjung Wahyudi ST, M.Sc.