Bangga Indonesia, Bandung – PT Pertamina (Persero) terus mendorong usaha kecil menengah (UKM) di bawah naungan program kemitraan BUMN tersebut untuk bangkit dari masa pandemi COVID-19 yang berdampak pada kondisi ekonomi.
Unit Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengatakan kolaborasi banyak pihak saat ini diperlukan agar dapat menemukan jalan keluar dari kesulitan ekonomi di masa pandemi ini, salah satunya kolaborasi melalui program kemitraan tersebut.
“UKM pasti punya pekerja dan keluarga yang harus mereka nafkahi, sehingga penting untuk memberi perhatian pada UKM-UKM agar terus tumbuh dan berkembang yang akan berujung pada peningkatan kesejahteraan,” kata Eko dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Menurut Eko, melalui program kemitraan ini Pertamina ingin menghadirkan energi yang menggerakkan roda perekonomian masyarakat, khususnya dunia usaha kecil dan menengah.
Selain itu, program kemitraan itu sebagai wujud implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs poin ke delapan, yakni menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Yana Suryana, pemilik usaha Yansurbaby yang memproduksi aneka baju bayi mengaku banyak mengalami pasang surut dalam menjalankan bisnisnya. Sejak didirikan pada tahun 1992, usahanya telah mengalami tiga kali masa krisis ekonomi pada 1998, 2008, dan 2020 lalu.
“Krisis pada tahun 2020 lalu akibat pandemi COVID-19 paling berpengaruh pada usaha saya, bahkan sampai sempat vakum produksi selama tiga bulan. Alhamdulillah, ada pinjaman modal usaha dari Pertamina. Akhirnya usaha saya bisa bangkit lagi,” kata Yana.
Selain pinjaman modal usaha, Pertamina juga menurutnya memberikan banyak pendampingan dan pelatihan terkait pemasaran produk.
“Ilmu yang saya dapat langsung diaplikasikan dan dampaknya cukup besar, usaha saya mulai stabil kembali,” kata dia.
Kini usaha yang berbasis di Jalan Slamet, Kota Bandung, Jawa Barat, itu banyak mengalami perubahan positif. Mulai dari kapasitas produksi yang meningkat hingga 150 persen, yang semula 1.000 lusin per bulan kini bisa mencapai 2.500 lusin setiap bulan.
Untuk bisa memproduksi dengan jumlah tersebut, Yana memberdayakan 16 orang yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga untuk membantunya. Setiap bulan ia mendapat omzet sekitar Rp175 juta.
“Produk kami terbuat dari bahan yang telah diuji oleh BSN dan telah memiliki sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pakaian bayi sehingga nyaman dan aman bagi buah hati anda,” katanya.(ant)