Bangga Indonesia, Serang-Banten – Peneliti politik Indonesia Prof. Dr. Saiful Mujani berharap Mathla’ul Anwar yang kini berusia lebih dari satu abad serta memiliki perwakilan di hampir semua provinsi di Indonesia tetap menjadi Ormas yang inklusif. Ormas yang terbuka serta memahami dan merangkul perbedaan yang ada di tengah umat.
“Sikap inklusif Mathla’ul Anwar itu sudah bagus dan harus tetap dijaga serta jangan sampai partisan. Ormas ini harus tetap mengedepankan politik keumatan dan kenegaraan,” katanya pada diskusi virtual, Jumat (12/03) malam.
Diskusi yang digagas oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) KH Zaenal Abidin Syuja’i itu diselenggarakan menjelang Muktamar ke-20 dan HUT Ke-105 Mathla’ul Anwar yang akan dilaksanakan di Bogor dari tanggal 1 hingga 3 April 2021.
Acara itu juga dihadiri Ketua Umum PBMA KH Ahmad Sadeli Karim dan Penasehat PBMA Ahmad Baedowi serta pengurus dan kader Mathla’ul Anwar lainnya, termasuk Dr. Huriyudin (Staf Peneliti Litbang Kemenag), Udin Saparudin (Koordinator Presidium KAHMI Banten), dan Dr. Shiyamu Manurung (Pengurus Wilayah Mathla’ul Anwar Sumut)
Pada diskusi dengan moderator Ketua SC Muktamar XX Mathla’ul Anwar Mohammad Zen itu Saiful Mujani lebih lanjut menyatakan, Mathla’ul Anwar harus lebih besar dari partai politik manapun sehingga dapat menampung semua aspirasi politik umat serta selalu mengedepankan sikap kebangsaan dan ke-Indonesiaan.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta serta Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu juga mengingatkan, Mathla’ul Anwar harus melakukan modernisasi di bidang pendidikan sesuai visinya yang berkomitmen memajukan pendidikan serta dakwah dan sosial.
“Momen Muktamar harus menjadi ajang refleksi dan evaluasi terkait di mana posisi Mathla’ul Anwar, terutama posisinya di bidang pendidikan serta apa yang telah dicapai dan bagaimana kualitasnya,” kata peraih Master of Arts (MA) dan Doctor of Philosophy (PhD) dari Ohio State University Amerika dalam bidang political science itu.
Alumnus Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Mathla’ul Anwar itu juga mengemukakan, pimpinan Mathla’ul Anwar ke depan idealnya memiliki cakrawala pemikiran yang luas serta mampu menaungi dan mengayomi keragaman umat, selain juga harus mempunyai sikap bahwa moderasi beragama adalah sebuah keniscayaan.
Sementara itu Ketua Umum PBMA KH Ahmad Sadeli Karim menjelaskan, selama ini Mathla’ul mempunyai hubungan yang baik dengan Pemerintah, tetapi di sisi lain tidak segan mengingatkan dan melakukan koreksi jika Pemerintah menyimpang dari konstitusi.
“Sebagaimana saya kemukakan di depan Presiden Jokowi pada Muktamar 2015 di Pandeglang Banten, Mathlaul Anwar selalu berada di depan mendukung pemerintah, tetapi kalau pemerintah menyimpang dari konstitusi, kami tidak segan untuk melakukan koreksi,” ujar Ketua Umum PBMA dua periode itu. (ant)