Bangga Indonesia, Sidoarjo – Hari Tanah Sedunia yang diperingati setiap 5 Desember menjadi momen penting untuk menumbuhkan kesadaran akan arti tanah sebagai sumber kehidupan. Di Indonesia, refleksi ini memiliki makna yang sangat mendalam. Sebagai negara agraris, tanah bukan sekadar tempat berpijak, melainkan penopang utama ketahanan pangan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Peringatan ini menjadi ajakan bagi seluruh lapisan bangsa untuk meninjau kembali cara kita memperlakukan bumi yang memberi kehidupan.
Tanah sebagai Penopang Kehidupan dan Perekonomian
Tanah subur menjadi dasar keberhasilan sektor pertanian Indonesia. Dari sawah di Jawa hingga ladang di Sulawesi, tanah menyediakan hasil pangan yang menghidupi jutaan keluarga. Namun, kenyataannya, degradasi tanah terus meningkat akibat alih fungsi lahan, penggunaan pupuk kimia berlebihan, serta penebangan hutan tanpa kendali. Akibatnya, produktivitas pertanian menurun dan kualitas ekosistem terancam.
Pemerintah bersama berbagai pihak berupaya memperbaiki kondisi ini. Melalui program rehabilitasi lahan kritis, konservasi tanah dan air, serta penerapan pertanian berkelanjutan, Indonesia berusaha menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Petani muda juga mulai memanfaatkan teknologi digital untuk memantau kondisi tanah dan menentukan pola tanam yang lebih ramah lingkungan. Langkah-langkah kecil ini menjadi bentuk nyata kontribusi Indonesia dalam memperingati Hari Tanah Sedunia.
Membangun Kesadaran Kolektif untuk Masa Depan
Refleksi terhadap kondisi tanah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau petani, tetapi juga seluruh masyarakat. Setiap individu memiliki peran dalam menjaga tanah tetap sehat—mulai dari mengurangi limbah plastik, menanam pohon di lingkungan sekitar, hingga memilih produk pertanian yang ramah lingkungan. Kesadaran kolektif seperti ini akan memperkuat gerakan nasional menuju bumi yang lebih lestari.
Hari Tanah Sedunia tahun ini mengangkat tema global tentang pentingnya menjaga kesuburan dan mencegah erosi tanah. Tema tersebut sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi Indonesia. Lahan pertanian yang terancam kekeringan dan erosi di berbagai daerah membutuhkan perhatian serius. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus melindungi ekosistem tanahnya.
Baca juga: Mensos Risma Berdayakan Anak Jalanan di Mojokerto Kelola Kafe
Dari Refleksi Menuju Aksi Nyata
Refleksi Indonesia di Hari Tanah Sedunia bukan sekadar peringatan simbolik, melainkan ajakan untuk bertindak nyata. Indonesia memiliki potensi besar menjadi contoh negara yang mampu menyeimbangkan pembangunan dan pelestarian alam. Refleksi Indonesia atas kondisi tanah hari ini seharusnya mendorong setiap orang untuk merawat bumi dengan bijak, karena dari tanah yang sehat, tumbuh kehidupan yang sejahtera. (fyn)
















































