Bangga Indonesia, Jakarta – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (11/02/2021) sore ditutup positif menyambut Tahun Baru Imlek.
Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp13.973 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.983 per dolar AS.
“Dari eksternal, pergerakan rupiah dipengaruhi pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang memperingatkan bahwa pasar kerja AS masih jauh dari pemulihan penuh dan menyerukan upaya nasional yang luas untuk membuat orang Amerika kembali bekerja pasca-COVID-19,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Powell menyatakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini hingga ekonomi Negeri Paman Sam mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi tetap di atas 2 persen untuk beberapa waktu.
Sementara itu, data pada Rabu (10/2/2021) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik moderat pada Januari tetapi inflasi yang mendasarinya tetap jinak di tengah pandemi yang telah mematahkan pasar tenaga kerja dan industri jasa.
Dari domestik, Bank Indonesia dalam pertemuan pekan depan diperkirakan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen.
Menurut Ibrahim, nilai tukar mata uang rupiah saat ini relatif stabil bahkan cenderung menguat.
“Oleh karena itu, apabila Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen, itu sangat dimungkinkan karena pertumbuhan ekonomi perlu ada pendorong yang pasti terutama dari Bank Indonesia ditengah resiko kasus COVID-19 yang masih tinggi sehingga bisa mengganggu normaslisasi ekonomi,” ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp13.985 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.968 per dolar AS hingga Rp13.998 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan rupiah menguat Rp14.011 per dolar AS, menguat dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp13.989 per dolar AS. (ant)