Setiap Anak adalah Cerdas – Temukan Potensi diri anak sejak dini.
Senin 9 November 2020. Primaradio Surabaya dalam tajuk acara NGOPI – Ngobrol pagi dan inspirasi bersama Spiritual Motivator Dr. N.Faqih Syarif H, M.Si Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur, yang via streaming dikuti beberapa radio 10 kota di Indonesia yakni; dari padang, tapanuli, sumut, riau, bali, dan lain-lain beliau mengatakan bahwa “ Tidak ada anak yang bodoh. Setiap anak memiliki kepintarannya masing-masing. Seorang pakar pendidikan dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, Thomas Armstrong mengungkapkan, ada delapan jenis kecerdasan anak menurut teori Multiple Intelligences atau kecerdasan multipel. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh pakar pendidikan yang juga dari Universitas Havard, Howard Gardner. Howard membaginya menjadi delapan jenis kecerdasan anak, yaitu word smart (kecerdasan linguistik), number smart (kecerdasan logika atau matematis), self smart (kecerdasan intrapersonal), people smart (kecerdasan interpersonal), musik smart (kecerdasan musikal), picture smart (kecerdasan spasial), body smart (kecerdasan kinetik), dan nature smart (kecerdasan naturalis).
Dalam paparannya beliau melanjutkan dan menegaskan, orangtua tidak bisa memaksa bakat yang dimiliki anak. Anak seharusnya didukung sesuai minatnya. Seperti apa 8 tipe kecerdasan anak ini? Berikut penjelasannya dan cara mengembangkannya.
- Word smart (kecerdasan linguistik) Jenis kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan anak dalam berbahasa baik dalam bentuk tulisan maupun saat berbicara. Kecerdasan linguistik dapat dilihat ketika anak suka membaca, cepat bisa mengeja kata dengan baik, suka menulis, suka berbicara, dan mendengarkan cerita. Jika anak menunjukkan kesukaannya seperti ini, orangtua bisa memberikan buku-buku cerita, mainan huruf alphabet, kertas untuk menulis, atau mainan yang berkaitan dengan huruf dan kata-kata lainnya yang bisa menstimulasi kecerdasannya ini. Orangtua juga bisa mendukung anak dengan sering mengajaknya bercerita, membaca bersama, membacakan dongeng, dan melakukan dialog berdua dengan anak.
- Number smart (kecerdasan logika atau matematis) Jenis kecerdasan ini bisa ditandai ketika anak tertarik dengan angka-angka, menyukai matematika, dan hal-hal yang berbau sains, maupun yang berhubungan dengan logika. Untuk mengasah kemampuannya ini, berikan anak-anak alat berhitung yang menarik, benda-benda untuk dihitung, balok bertulisan angka-angka, puzzle, hingga timbangan untuk mengukur berat. Orangtua bisa mengajak anak mengunjungi museum ilmu pengetahuan, mengajak anak bermain sambil menghitung, atau bermain monopoli.
- Self smart (kecerdasan intrapersonal) Anak dengan tipe kecerdasan ini cenderung lebih suka bermain sendiri. Namun, ia bisa mengatur emosi dengan baik. Anak ini biasanya memiliki ambisi dan sudah tahu ingin jadi apa saat besar nanti. Ia juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan bisa mengomunikasikan perasaannya dengan baik. Jika si kecil menunjukkan tanda kecerdasan ini, berikan ia dukungan dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk bermain sendiri, boneka, atau mainan untuk main peragaan. Orangtua bisa mengajak si kecil berbicara mengenai perasaannya dan menanyakan pendapat mereka tentang berbagai hal. Bisa juga dengan mengajak mereka melakukan aktivitas yang bersifat reflektif seperti yoga.
- People smart (kecerdasan interpersonal) Berbanding terbalik dengan self smart, anak yang memiliki tipe kecerdasan ini lebih suka bermain dengan banyak orang. Anak juga memiliki empati, mampu memahami perasaan orang lain, dan cenderng menonjol sehingga suka memimpin saat bermain. Anak seperti ini sangat cocok diberikan kostum-kostum untuk bermain drama atau teater boneka. Orangtua bisa mengajak mereka bermain bersama di luar rumah atau sering mengajak si kecil datang ke acara keluarga untuk bersosialisasi.
- Music smart (kecerdasan musikal) Kecerdasan musikal barangkali salah satu tipe kecerdasan yang paling mudah dilihat oleh orangtua. Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan ini, antara lain suka bernyanyi, menggoyangkan badan atau berjoget ketika mendengar suara musik, suka mendengarkan musik, mengingat lagu, suka memukul-mukul seperti bermain drum, dan main piano. Untuk mendukung minat anak di bidang musik, berikanlah ia alat musik seperti drum kecil, keyboard, piano, pianika, dan berbagai alat musik lainnya. Ajaklah si kecil bermain musik bersama, bernyanyi, mendengarkan musik, bahkan mengajaknya menonton konser musik anak-anak.
- Pictue smart (kecerdasan spasial) Anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya terlihat dari kesukaannya menggambar, mencorat-coret kertas, mewarnai, suka berimajinasi, hingga suka bermain-main membangun sesuatu menggunaan balok. Untuk anak ini, berikanlah buku gambar, perlengkapan untuk mewarnai seperti kuas dan cat air, dan kamera. Seringlah melakukan kegiatan menggambar bersama hingga mengunjungi museum seni.
- Body Smart (kecerdasan kinetik) Anak yang memiliki kecerdasan body smart sangat aktif, seperti suka berolahraga, menari, menyentuh berbagai benda dan mempelajarinya, atau membuat sesuatu dengan tangannya. Untuk mendukung kecerdasannya, berikan anak mainan balok-balok kayu, kantong pasir agar ia bisa membuat suatu bangunan atau rumah-rumahan. Bisa juga memberikan anak tali untuk bermain lompat tali. Anak seperti ini sangat senang diajak berolahtaga bersama keluarga, membuat prakarya, atau memonton pertunjukkan balet atau teater.
8. Nature smart (kecerdasan naturalis) Anak-anak yang memiliki kecerdasan naturalis sangat suka bermain di alam. Anak ini juga menyukai binatang, memiliki kepedulian terhadap lingkungan, suka dengan tanaman. Untuk mendukungnya, berikan anak binatang peliharaan, akuarium, sediakan kebun dan tanaman, hingga alat teropong untuk melihat burung-burung. Anak seperti ini sangat suka diajak berjalan-jalan di alam bebas, pergi ke kebun binatang, dan melakukan kegiatan berkebun bersama sambil mengenal jenis tanaman dan hewan atau serangga yang ditemui.
Analisa Bakat Dan Kecerdasan Anak Metode Stifin
Pada sesi kedua, Dr.N.Faqih Syarif H, M.Si beliau juga menjelaskan mengenai pola belajar berdasarkan mesin kecerdasan metode Stifin. Tes sidik jari layak dilakukan untuk mengetahui bakat dan kecerdasan yang dimiliki anak. Salah satu yang bisa dicoba yaitu tes sidik jari metode Stifin. Disini kita akan mengetahui kecenderungan kecerdasan yang dimiliki anak. Apakah anak tergolong Sensing, Intuiting, Feeling, Thinking atau Insting. Masing-masing tipe anak ini memiliki gaya belajar tersendiri untuk memahami pengetahuan yang ada di sekitarnya.
Berikut ini beberapa informasi yang bisa kita dapatkan tentang tes sidik jari metode Stifin. Di Stifin membagi dan memetakan otak menjadi lima bagian penting. Apa saja ke 5 bagian penting tersebut?
1. Bagian Limbik kiri
Limbik kiri memiliki kecenderungan tipe sensing, pintar dalam menghafal, tergolong rajin dan berpeluang untuk menjadi orang kaya.
2. Bagian otak kiri
Otak kiri memiliki ciri pintar dalam berhitung, pandai menganalisa, ahli dalam teknikal dan mendetail. Sangat pas bergelut dalam bidang Pemerintahan seperti menjadi pejabat.
3. Bagian otak kanan
Otak kanan cenderung intuiting, memiliki imajinasi yang kuat, pandai dalam berkreatifitas, kurang ahli dalam berhitung. Otak kanan sangat berpeluang untuk menjadi pengusaha.
4. Bagian limbik kanan
Limbik kanan ahli dalam feeling atau perasaan. Memiliki kecerdasan emosi yang baik, pintar dalam bersosialisasi dan menjalin hubungan.
5. Bagian otak tengah
Otak tengah memiliki insting yang kuat, naluri yang sangat peka, cenderung serba bisa dalam segala hal. Sangat cocok sebagai pelerai atau juru damai.
Dari lima bagian otak tersebut tidak akan bekerja bersama-sama. Namun salah satu otak tersebut akan mendominasi dalam diri kita, entah itu bagian yang limbik kiri, otak kiri, otak kanan, limbik kanan atau otak tengah yang akan mendominasi.
Agar lebih memudahkan dalam memahami kinerja otak berikut adalah tipe-tipe anak yang perlu kita ketahui
1. Anak tipe Sensing
Anak tipe sensing akan pandai dalam menghafal, mengingat, meniru dan biasanya anak akan memiliki ingatan yang sangat kuat. Gaya belajar yang tepat untuk anak sensing yaitu dengan mencontoh. Anak akan mengikuti apa yang dilihatnya dan anak akan lebih menyukai belajar metode bermain.
2. Anak tipe thinking
Anak tipe thinking pandai dalam berhitung, menganalisa dan memiliki daya nalar yang baik. Anak tipe thinking akan bisa menfokuskan diri dan akan mudah pecah fokusnya apabila ada yang mengganggunya. Gaya belajar yang tepat untuk anak tipe thinking yaitu dengan metode menganalisa. Perbanyaklah data agar anak bisa mengolah dan terus mengasah otaknya. Anak tipe thinking akan lebih pandai dalam membuat skala prioritas.
3. Anak tipe intuiting
Anak tipe ini akan ahli dalam berimajinasi, berkreatifitas dan akan suka membuat terobosan-terobosan baru. Biasanya anak cenderung lebih jahil dan usil. Gaya belajar anak tipe intuiting yaitu dengan memaksimalkan kemampuan otak kanannya dengan cara memperbanyak ide dan pola.
4. Anak tipe feeling
Anak tipe feeling akan lebih senang banyak omong. Biasanya IQ yang dimiliki anak tidak terlalu bagus. Metode belajar yang disukai anak yaitu dengan banyak berdiskusi. Untuk memaksimalkan kepandaiannya maka anak akan banyak belajar dari orang lain. Kemampuan pendengarannya akan lebih kuat dibandingkan kebanyakan orang.
5. Anak tipe Insting
Ciri khas yang dimiliki anak insting yaitu serba bisa dalam segala hal. Tapi terkadang banyak hal yang tak bisa tuntas untuk diselesaikannya, namun anak bisa apa saja. Gaya belajar yang baik untuk anak insting yaitu dengan cara merespon secara cepat dan spontan kebutuhan yang dituntut dari sebuah keadaan.
Itulah beberapa informasi sedikit yang bisa kita dapatkan tentang analisa sidik jari metode Stifin untuk mengetahui bakat yang dimiliki anak. Untuk informasi lebih lanjutnya bisa mengunjungi di situsnya www.stifin.co.id
Semoga bermanfaat.