Bangga Indonesia, Kaltara – TAKUT HANYA KEPADA ALLAH SWT
Oleh: Aslan La Asamu
Pernakah diantara kita mengalami rasa takut? Ya jawabannya pasti pernah, setiap makhluk hidup pernah mengalami rasa takut. Pada dasarnya dalam diri manusia memiliki khasiat atau potensi berupa naluri beragama (ghoriza altadayun), naluru mempertahankan diri (ghoriza albaqa) dan naluri melestarikan keturunan (ghoriza alna’u). Rasa takut merupakan bagian dari naluri mempertahankan diri (ghoriza albaqa), artinya manusia akan berupaya mempertahankan dirinya ketika musibah atau ancaman ada di hadapannya, sebagai contoh, katika kita berjalan melewati hutan, kemudian di tengah jalan kita dihadapkan dengan hewan buas yang akan mengancam nyawa kita, pastinya kita akan berusaha menyelamatkan diri kita dari serangan hewan buas tersebut. Atau contoh lain, seorang militer pasukan bersenjata yang di tugaskan melaksankan misi penjagaan di wilayah tertentu guna menjaga perbatasan, pastinya pasukan yang di tugaskan tersebut akan berusaha mempersiapkan peralatan dan keahlian guna menghadapi musuh atau kelompok bersenjata, yang sewaktu-waktu akan menyerang mereka.
Itulah contoh sebagian dari naluri mempertahankan diri pada manusia. Dalam hal rasa takut, sama manusia pasti akan berupaya sekuat dia menghilangkan rasa takut tersebut. Misalnya ada seorang siswa SMA yang giat belajar agar bisa lulus dari sekolah, dia takut kalau tidak lulus, agar dia tidak takut maka dia harus belajar. Dan masih banyak contoh yang serupa yang sering kita alami.
Namun ada rasa takut yang perlu dihadirkan dalam diri kita terutama bagi umat islam yaitu rasa takut hanya kepada Allah swt, dialah Allah swt yang seluruh alam semesta tunduk kepadanya, maka kita sebagai manusia perlu menanmkan rasa takut hanya kepada Allah swt. Yang dimaksud dengan takut kepada Allah yaitu rasa cemas, gundah, dan khawatir terkena adzab Allâh swt akibat melakukan perbuatan haram atau meninggalkan kewajiban, juga khawatir jika Allâh swt tidak menerima amalan shalihnya. Dengan rasa takut ini, jiwa akan terhalau dari hal-hal yang diharamkan dan bergegas melakukan kebaikan.
Allah swt berfirman
Orang yang takut pada Allâh akan mendapatkan dua surga. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan [ar-Rahmân :46-48]
Kemudian di ayat yang lain Allah swt berfirman :
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. [al-Mâidah :44]
Dari ayat diatas sesungguhnya sangat jelas, dan mewakili ayat-ayat yang lain yang serupa, terkait takut hanya kepada Allah swt. Maka jelas seorang muslim yang taat kepada Allah swt, harus memiliki jiwa yang takut kepada Allah swt, agar kita menjadi giat dalam beribadah dan beramal shalih, melaksanakan seluruh perintahNya dan menjauhi laranganNya, melaksanakan hukum Allah swt (syariah islam), serta turut andil dalam mendakwahkan islam, itu wujud takut kita kepada Allah swt.
Namun di saat ini, kaum muslimin nampaknya sudah tidak ada rasa takut kepada Allah swt, mereka lebih takut kepada manusia, mereka lebih tunduk kepada manusia dibandingkan tunduk kepada Allah swt, mereka lebih takut ancaman dari manusia dibandingkan ancaman dari Allah swt. Mereka lebih patuh dan taat kepada aturan yang dibuat manusia, dibandingkan aturan yang datangnya dari Allah swt (syariah islam).
Bahkan mereka berani mencampakkan isi alquran, mereka berani merubah teks-teks yang terdapat dalam alquran dengan sesuai hawa nafsu mereka, mereka juga berani menukar yang wajib menjadi haram dan haram menjadi wajib. Ajaran islam yang mulia mereka tolak dengan alasan tidak relefan saat ini.
Padahal Allah swt di dalam ayat yang mulia sudah menerangkan :
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”. (Q.S. Annisa: 115)
Sungguh perkataan Allah swt amatlah benar, maka mulai sekarang kita tanamkan dalam diri kita, bahwa yang meski kita takuti hanya lah Allah swt, dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Allah swt berfirman dalam Q.S Annisa ayat 70 :
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (69) yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (70)”.
Wallahu a’lam bishawab