Bangga Indonesia, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, meresmikan Pasar Takjil Ramadhan 2021 yang tersebar di 25 kecamatan sebagai upaya mendukung dan memfasilitasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Tujuan tidak hanya mendorong geliat perekonomian warga, tetapi kebijakan pasar takjil ini juga bermanfaat memudahkan pengawasan protokol kesehatan serta higienitas makanan yang dijajakan dan diharapkan pula dapat memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM.
“Pandemi COVID-19 belum berlalu. Tapi, kami sadari ekonomi rakyat harus tetap jalan. Untuk itu, kami mengizinkan pasar takjil beroperasi, namun protokol kesehatan tetap harus dikawal,” ujar Bupati Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat meluncurkan Pasar Takjil Ramadhan 1442 Hijriah di Jalan Brigjen Katamso, Banyuwangi.
Menurut dia, pengunjung dan penjual di pasar takjil itu wajib dan harus disiplin memakai masker, menjaga jarak, maupun penjual menyediakan cairan pembersih tangan.
“Melalui Satgas Penanganan COVID-19 akan kami pantau pelaksanaan di lapangan. Ekonomi jalan, tapi penularan virus corona bisa kita hindari,” ucapnya.
Ipuk menyebutkan ada 64 pelaku UMKM yang membuka stan di ruas jalan yang berlokasi di utara kantor DPRD Banyuwangi tersebut. Mereka menjual aneka makanan serta minuman yang biasa disediakan untuk takjil.
Ia menegaskan bahwa para pengunjung yang datang ke lokasi (pasar takjil) harus berjalan kaki dan wajib mematuhi aturan 3M, serta jarak antarpenjual ditata sedemikian rupa agar tidak berjubel.
“Makanan-minuman yang dijual juga dilakukan uji sampel yang dilakukan oleh petugas dari Laboratrium Kesehatan Daerah (labkesda). Mobil Labkesda rutin turun ke pasar takjil untuk memastikan makanan yang dijual di sana aman dikonsumsi. Sehingga pembeli juga makin yakin, ujungnya dagangan UMKM laris,” kata Ipuk.
Ia menambahkan untuk mengurangi risiko penularan COVID-19, para pembeli di pasar takjil juga dianjurkan melakukan pembayaran cashless atau pembeli tidak perlu membayar pakai uang tunai, tetapi cukup melakukan scan barcode yang tersedia di lapak pedagang dan melakukan pembayaran sesuai nominal pembeliannya.
“Tidak hanya untuk memulihkan perekonomian, namun sekaligus mendorong budaya saling membantu tetap terjaga. Misalnya, ASN yang gajinya relatif stabil, diharapkan berbelanja takjil di pasar ini untuk membantu para pelaku UMKM,” tuturnya.
Data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, tercatat ada 102 pasar takjil yang tersebar di seluruh Kabupaten Banyuwangi. (ant)