Bangga Indonesia, Surabaya – The Stockdale Paradox dan Akhir Kisah Seorang Pejuang
Oleh: Ainul Ma’rifah, S.Si
(Pendidik dan Pemerhati Generasi)
“I never lost faith in the end of the story”
“Saya tidak pernah merasa kehilangan kepercayaan diakhir cerita”
(Admiral Jim Stockdale)
Admiral Jim Stockdale, seorang perwira tinggi militer AS saat perang melawan Vietnam yang sempat ditawan dan dipenjara tentara Vietnam selama 8 tahun, 1965-1973. Dan selama itu pula, dia telah mendapatkan penyiksaan lebih dari 20 kali. Kisah ini tuliskan oleh Jim Collins dalam bukunya yang bertajuk Good to Great.
Jim Collins, untuk melengkapi pembahasan dalam bukunya tersebut secara khusus mewawancarai Stockdale tentang bagaimana kisah 8 tahunnya selama dipenjara. Pertanyaan pertama yang terlontar oleh Jim Collins kepada Stockdale adalah tentang bagaimana ia bisa keluar dari penjara tersebut dan mampu bertahan selama 8 tahun dengan penyiksaan yang begitu hebatnya. “I never lost faith in the end of the story”. “Saya tidak pernah merasa kehilangan kepercayaan diakhir cerita.
Kemudian dia melanjutkan, “I never doubted not only that i would get out, but also that i would prevail in the end and turn the experience in to the defining event of my life wich in retrospect, i would not trade.” “Saya tidak pernah ragu bahwa saya bahwa saya tidak hanya keluar dari penjara, tapi saya akan unggul pada akhirnya dan membalik pengalaman yang buruk menjadi peristiwa luar biasa. Dan pengalaman itu tak akan mau saya tukar.”
Namun, sepertinya Jim Collins masih tidak puas dengan jawaban tersebut. Kemudian dia bertanya lagi, “Siapa yang tidak keluar hidup-hidup dari sana?” Stockdale menjawab, “Mereka yang optimis.” “What?”, keterkejutan Jim Collins atas jawaban itu. “Bagaimana bisa? Bukankah tadi kamu menyatakan bahwa kamu bisa keluar karena percaya diri dan optimis akan bisa keluar. Lantas, bagaimana bisa mereka?”
“Mereka mati karena kecewa harapannya tidak terwujud. Mereka putus asa karena sikap optimisnya. Mereka selalu berkata, “Mungkin natal tahun depan kita bebas, tetapi natal tahun depan tiba mereka tak kunjung bebas. Mungkin paskah tahun depan kita bebas, tetapi hallowen tahun depan tiba mereka tak kunjung bebas. Begitu seterusnya. Hingga akhirnya mereka mati karena kecewa harapannya tidak terwujud.”
Diakhir wawancaranya, Stockdale berpesan, “You must never confuse faith that you will prevail in the end. Wich you can never afford to lose with the discipline to confront the most brutals facts of your current reality, whatever the might be.”
“Kamu jangan bingung tentang keyakinan bahwa kamu akan unggul pada akhirnya. Kamu tidak boleh kehilangan kepercayaan itu. Dan disaat yang sama kamu harus menghadapi kondisi apapun, sedramatis apapun, sebrutal apapun, sesulit apapun masalah kamu. Kamu harus yakin bahwa kamu akan menang.”
Inilah yang disebut “The Stockdale Paradox”. Terkadang, orang optimis adalah mereka-mereka yang hanya percaya saja, namun disaat yang bersamaan mereka tidak tahan dengan kondisi tertentu yang sedemikian sulitnya, atau bahasa religinya adalah tidak sabar.
Sebagai seorang muslim dan pengemban dakwah yang memperjuangkan Islam serta yakin akan kebangkitan Islam secara politis,, mungkin perlu menilik apa yang dikemukakan oleh Stockdale di atas. Atau mungkin lebih dari itu. Jika seorang Stockdale yang tak punya keyakinan terhadap Rabbnya mampu berfikiran demikian, maka Kaum Muslimin yang diberi kepastian dari Rabbnya haruslah lebih dari itu.
Keyakinan akan kembalinya kejayaan Islam dunia adalah sebuah kepastian. Namun terkadang di tengah perjalanan yang penuh ujian dan cobaan membuat para pengembannya oleng karena kurangnya kesabaran. Hingga mereka lupa bahwa akhir dari perjuangan ini adalah kemenangan. Ketidaksabaran mereka dan ketidaksiapan mereka menghadapi kondisi mencekiknya para pembenci Islam lantas menjadikan mereka kalah. Baik kalah dan mundur tak lagi memperjuangkannya atau kalah dengan cara membatasi ruang gerak perjuangannya.
“Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (TQS. az-Zumar: 10).
Wallahua’lam bis-showab