Bangga Indonesia, Sidoarjo – Tips Menghadapi Bullying di SD membantu orang tua dan guru menghadapi berbagai bentuk perundungan, mulai dari ejekan, dorongan, pengucilan, sampai ancaman. Anak-anak yang terkena bullying sering menunjukkan rasa takut, minder, atau memilih menjauh dari sekolah. Oleh sebab itu, orang tua dan guru perlu hadir sebagai pelindung sekaligus pendamping. Kehadiran mereka memberi rasa aman dan membantu anak lebih berani menghadapi tekanan dari teman sebaya.
Mengenali Tanda-Tanda Bullying
Orang tua dan guru perlu jeli mengenali perubahan perilaku anak. Anak yang menjadi korban bullying biasanya lebih murung, sering mencari alasan untuk tidak berangkat sekolah, atau menunjukkan penurunan prestasi. Ada juga yang tiba-tiba cepat marah atau menarik diri dari pergaulan. Tanda-tanda ini perlu mendapat perhatian sejak awal agar bullying tidak berlarut-larut.
Peran Orang Tua
Orang tua adalah pihak pertama yang harus mendengar cerita anak. Dengarkan dengan sabar tanpa menyalahkan. Anak membutuhkan keyakinan bahwa rumah selalu menjadi tempat aman. Setelah itu, beri motivasi agar anak berani bersikap tegas, misalnya dengan mengatakan “stop” atau segera menjauhi pelaku.
Selain mendampingi secara emosional, orang tua juga bisa melatih anak mengembangkan kepercayaan diri. Olahraga, seni, dan kegiatan kelompok membantu anak membangun kekuatan diri. Anak yang percaya diri biasanya mampu menghindari risiko menjadi target bullying.
Peran Guru
Guru memiliki posisi penting sebagai pengawas utama di sekolah. Mereka bisa menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan ramah. Melalui diskusi, permainan edukatif, atau kegiatan kelompok, guru dapat menanamkan nilai empati dan menghargai perbedaan.
Saat bullying terjadi, guru harus bertindak cepat. Pelaku perlu diarahkan agar memahami kesalahannya, sedangkan korban butuh dukungan moral. Dengan komunikasi terbuka bersama orang tua, guru dapat memastikan masalah tertangani dengan adil dan bijak.
Tips Menghadapi Bullying di SD
Tips Menghadapi Bullying sebaiknya dimulai dari kerja sama antara sekolah dan keluarga. Sekolah bisa membuat aturan tegas anti-bullying, sementara keluarga menumbuhkan keberanian anak untuk melapor. Anak harus paham bahwa melaporkan bukan berarti mengadu, melainkan menjaga kebaikan bersama.
Upaya menghadapi bullying di SD mencakup pembangunan lingkungan yang saling menghargai. Orang tua menanamkan nilai kebaikan sejak dini, sementara guru memberi apresiasi pada siswa yang menunjukkan sikap positif. Dengan begitu, anak-anak memahami bahwa menghormati teman sama pentingnya dengan meraih prestasi.
Bullying di sekolah dasar tidak boleh dianggap sepele. Dampaknya dapat memengaruhi mental, kepercayaan diri, bahkan masa depan anak. Orang tua dan guru berperan besar dalam mencegah dan mengatasi masalah ini. Dengan komunikasi yang baik, pendampingan emosional, serta pendidikan empati di sekolah, anak-anak dapat tumbuh lebih tangguh, berani, dan terlindungi. Lingkungan aman adalah hasil kerja sama keluarga dan sekolah. Ketika orang tua dan guru bekerja sama, mereka dapat menekan bullying dan membantu anak-anak belajar dengan tenang tanpa rasa takut. (FYN)