Bangga Indonesia, New York/Washington – Vaksinasi massal di Amerika Serikat dijadwalkan paling cepat berlangsung pada Senin (14/12) karena Pfizer Inc bersama mitranya telah mengirim vaksin ke seluruh wilayah AS Minggu, kata Jenderal Angkatan Darat AS Gustave Perna, ketua divisi operasional Operation Warp Speed.
Operation Warp Speed merupakan kemitraan antara pemerintah dan swasta yang dibentuk oleh Pemerintah AS guna mempercepat pengembangan, produksi, dan penyaluran vaksin, obat-obatan, serta alat tes COVID-19.
Jenderal Perna saat jumpa pers via telepon, Sabtu (12/12) mengatakan tenaga kesehatan dan orang lanjut usia yang berada di panti jompo akan masuk dalam kelompok pertama yang menerima vaksin COVID-19. Setidaknya, ada 2,9 juta orang yang akan divaksinasi bulan ini.
Tenaga kesehatan kemungkinan akan divaksinasi Senin, sementara orang lanjut usia di panti jompo akan disuntik akhir minggu depan, ujar Perna.
Ia menjelaskan terlepas dari persiapan yang telah dilakukan berbulan-bulan, menyalurkan vaksin ke 330 juta jiwa bukan perkara mudah. Pihak perusahaan dan pemerintah masih menghadapi tantangan logistik yang cukup besar, kata Perna.
Pasalnya, vaksin COVID-19 buatan Pfizer, perusahaan farmasi AS, bersama BioNTech, perusahaan asal Jerman, harus selalu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celsius, sehingga proses pengirimannya membutuhkan cara dan peralatan yang cukup rumit.
“Banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan. Ini belum berakhir. Kami tahu jalan ke depan akan sulit,” kata Perna.
Badan Pengawas Obat-Obatan AS (FDA) pada Jumat (11/12) menerbitkan izin pakai untuk vaksin COVID-19 buatan Pfizer. Jumlah pasien COVID-19 di AS terus bertambah dan korban jiwa mencapai angka ribuan per harinya. Sementara itu, unit layanan intensif di rumah sakit mencapai kapasitas maksimalnya.
Sejauh ini, lebih dari 295.000 warga AS tewas karena COVID-19.
Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech akan disalurkan ke 145 lokasi di berbagai penjuru AS, Senin, sebut Perna.
Sementara itu, vaksin akan tiba di 636 lokasi pilihan pada Selasa (15/12) dan Rabu (16/12), ia menerangkan. Pfizer akan menyediakan lebih banyak dosis vaksin tiap minggunya untuk segera disalurkan dan diberikan ke masyarakat, kata Perna menambahkan.
Saat ini, Pfizer bekerja sama dengan perusahaan logistik AS, United Parcel Service Inc (UPS) dan FedEx Corp untuk distribusi vaksin. Dua perusahaan logistik itu harus berkoordinasi dengan pengiriman produk penting lainnya seperti jarum suntik, es kering, alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan.
“Jarak terakhir ini akan jadi yang paling sulit. Setibanya vaksin di rumah sakit atau panti jompo, mereka harus menjaga vaksin tetap berada di suhu yang dingin,” kata konsultan logistik dan eks analis UPS, Cathy Morrow.
“Jarum jam sudah bergerak, tidak ada ruang untuk kesalahan,” kata dia.
Warga AS lainnya akan mulai divaksinasi pada Januari 2021 dan kemungkinan daerah yang padat penduduk akan menerima dosis anti virus lebih dulu.
Pemerintah berusaha meyakinkan publik bahwa cepatnya distribusi vaksin tidak akan menafikkan aspek keselamatan dan keamanan.
“Kami bekerja cepat karena gentingnya situasi pandemi, bukan karena ada tekanan dari luar,” kata Komisioner FDA, Stephen Hahn saat jumpa pers, Jumat.
AS pada Jumat menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin untuk warga berusia 16 tahun ke atas. Menurut hasil sementara uji klinis tahap akhir, imunisasi merupakan langkah yang 95 persen efektif mencegah COVID-19.
Anti virus buatan Pfizer itu akan jadi vaksin pertama yang mendapatkan izin pakai di AS. Inggris, Kanada, dan tiga negara lainnya telah memberi izin pakai lebih dulu untuk vaksin buatan Pfizer dan BioNTech.
Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump telah menyalurkan miliaran dolar untuk pengembangan vaksin dan anggaran itu akan digunakan untuk mendanai distribusi serta memastikan ketersediaan vaksin ke negara-negara bagian.
Otoritas setempat mengatakan vaksin akan tersedia secara luas pada April 2021.
Sebuah lembaga penasihat untuk Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Sabtu merekomendasikan vaksin diberikan ke warga berusia 16 tahun ke atas.
FDA mengatakan vaksin aman digunakan oleh mereka yang memiliki riwayat alergi, meskipun ada beberapa laporan yang menunjukkan sebaliknya. Beberapa riset menemukan dua pasien di Inggris yang punya riwayat alergi jatuh sakit setelah divaksinasi.
Sumber: Reuters