Bangga Indonesia, Surabaya, Pagelaran Innovilleague yang diadakan Kementerian Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat sampai pada akhir penilaian. Tim Jatinewyork dari Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil meraih juara pertama Innovilleague, ajang kompetisi gagasan inovatif mahasiswa untuk pemberdayaan masyarakat desa.
Pengumuman dan penyerahan hadiah dilakukan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar di Unesa, Surabaya, Kamis (14/8).
“Selamat kepada para pemenang, gagasan dan inovasinya sangat luar biasa. Ini menjadi langkah awal untuk implementasi ke depan,” ujar Menko PM dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa inovasi dari generasi muda adalah modal penting untuk mengakselerasi pembangunan desa dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
Lebih jauh, Menko PM Muhaimin menekankan pentingnya peran mahasiswa dan perguruan tinggi dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.
“Terima kasih atas segala inovasi, riset, dan upaya pemberdayaan yang dilakukan adik-adik mahasiswa dalam Innovilleague. Sangat membanggakan. Innovilleague ini menjadi upaya integral dan holistik pelibatan mahasiswa dan perguruan tinggi dalam upaya pengentasan kemiskinan,” lanjut Muhaimin.
Gagasan untuk Ekonomi Kreatif Berbasis Bambu
Tim Jatinewyork yang terdiri dari tiga mahasiswa Unpad mengusung karya berjudul “Akselerator Ekonomi Kreatif Berbasis Kerajinan Bambu dengan Metode Community Empowerment untuk Mewujudkan Kemandirian Ekonomi di Desa Babakan Peuteuy”. Ide ini lahir dari kepedulian terhadap perajin bambu di Desa Babakan Peuteuy, Jawa Barat, yang terdampak berat oleh pandemi COVID-19.
“Kami memilih tema ini karena lebih konkret untuk diaplikasikan dan dimanifestasikan, bukan sekadar wacana,” jelas Haris Maulana, perwakilan tim dari Fakultas Ekonomi Unpad.
Juara kedua diraih Tim Passmapres dari Universitas Indonesia dengan gagasan BANGSIAP (Inovasi Digital Desa Berbasis AI dan Sinergi Hexahelix Berkelanjutan), sementara juara ketiga adalah Tim Simpul Asa dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dengan karya Sampang Smart Village Platform Terintegrasi.

Penganugerahan Innovilleague 2025 dilaksanakan bersamaan dengan Forum Perguruan Tinggi Nasional yang dihadiri para pimpinan universitas dari berbagai wilayah Indonesia. Dalam forum ini, perguruan tinggi mendeklarasikan komitmen bersama untuk melakukan pendampingan terhadap 40.000 desa hingga tahun 2029.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, menekankan bahwa ajang seperti Innovilleague tidak hanya kompetisi, tetapi juga gerakan nasional membangun kesadaran mahasiswa dalam mengangkat potensi desa.
“Dari sini, adik-adik mahasiswa sudah punya awareness untuk mendefinisikan gagasan yang berkontribusi nyata. Ke depan, karya-karya ini harus bisa dimonetisasi agar memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat, Innovilleague 2025 diharapkan menjadi inspirasi lahirnya solusi kreatif, berkelanjutan, dan aplikatif dalam mewujudkan kemandirian desa di seluruh Indonesia.
Innovilleague 2025 menjadi wadah bagi mahasiswa se-Indonesia untuk menuangkan ide solutif dalam mengangkat potensi desa, meningkatkan kemandirian ekonomi, dan mendorong pengentasan kemiskinan. Dari total 482 tim yang melibatkan 1.894 mahasiswa, terpilih delapan tim terbaik yang mempresentasikan gagasannya di hadapan panelis ahli pada babak final.