Selasa, 19 November 2024

Arsitek : Kekuatan Bambu Tak Kalah Dengan Beton

“Pohon bambu apapun jenisnya tidak bisa ditebang saat musim hujan”

Bangga Indonesia, Jakarta – Arsitek Ahli Bambu Pon S Purajatnika mengatakan kekuatan bambu dalam dunia konstruksi apabila penanganannya benar tidak kalah dengan beton karena memiliki daya tarik dan lentur yang lebih tinggi.

“Beberapa negara termasuk Indonesia masih menggunakan bambu sebagai konstruksi bangunan serta memiliki usia yang sama dengan beton,” kata Pon dalam webinar berjudul ‘Arsitektur Instalasi Bambu’ yang diselenggarakan Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia, Jumat.

Pon mengatakan kekuatan bambu sangat bergantung kepada waktu menebang pohon ini, salah penanganan akan membuat bambu justru lebih cepat lapuk dan menurunkan usia pakainya.

“Sebagai contoh bambu tidak bisa ditebang saat bulan Purnama, bukan karena klenik tetapi memang ilmiah. Saat purnama biasanya bambu akan menarik air dari dalam tanah dan membuat kadar gulanya meningkat. Kondisi ini membuat bambu menjadi mudah lapuk saat dipakai,” ujar Pon.

Penanganan lainnya, pohon bambu apapun jenisnya tidak bisa ditebang saat musim hujan. Hal ini semata-mata untuk menjaga kadar air di dalam bambu agar tidak terlalu tinggi, jelas Pon.

Bambu sebenarnya tidak asing bagi masyarakat Indonesia, namun dalam perjalanan waktu tanaman ini dilupakan. Bagi sebagian masyarakat bambu tidak memiliki keuntungan finansial sehingga akhirnya tanaman ini dilupakan.

Bambu banyak dimanfaatkan tidak hanya di Jawa Barat saja, namun seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke banyak memanfaatkannya untuk konstruksi, ungkap Pon.

Bambu, kata Pon, juga banyak dipergunakan untuk merehabilitasi tanah karena di lokasi yang banyak tanaman bambunya biasanya akan tumbuh mata air. Tanaman ini memiliki kemampuan dalam menghimpun air.

Pemanfaatan bambu bagi sebagian masyarakat terutama di Jawa sudah sangat dikenal terutama untuk pembangunan jembatan. Sifatnya yang lentur tetapi kuat membuatnya mampu menahan beban di atasnya.

“Ada beberapa jembatan yang melintasi Sungai Brantas dan Sungai Citarum yang memanfaatkan bambu sebagai konstruksinya,” kata Pon.

Dalam dunia arsitektur pemanfaatan bambu banyak digunakan untuk bangunan bukan saja difungsikan sebagai struktur karena kekuatannya, tetapi juga kerap diekspos (diperlihatkan) untuk menampilkan keindahan alaminya.

“Saya pernah melihat rumah yang konstruksinya menggunakan bambu di Kampung Cikondang Bandung meskipun dibangun sejak 1920 namun masih kokoh bertahan. Bahkan saya sampai foto kolong-kolongnya untuk melihat konstruksinya,” kata Pon lagi.

Unik

Keunikan Arsitektur tradisional Nusantara tidak terlepas dari penggunaan material bambu yang memiliki nilai jual pariwisata dan menarik banyak minat pecinta bambu untuk diterapkan pada berbagai fungsi arsitektur baru.

Bambu secara tradisi sudah menjadi bagian kehidupan rakyat dari material bangunan hunian, konstruksi jembatan, pengaman lingkungan, perlengkapan rumah tangga, alat kesenian dan banyak lagi. Karakter bambu sebagai bahan berongga beruas-ruas, bersifat lentur dan memiliki kekuatan tarik yang mengagumkan.

Berpedoman pada konstruksi bambu yang menciptakan bentuk atap khas bangunan tradisional Nusantara, menginspirasi ahli bambu dan arsitek melakukan terobosan merancang instalasi bambu menjadi suatu karya arsitektur yang menarik.

Bambu sebagai tanaman tropis tidak kehilangan karakteristiknya ketika dipadukan dengan material seperti logam, kaca dan beton. Karya arsitektur instalasi bambu mampu menarik perhatian dan akan mewarnai beberapa destinasi pariwisata di Indonesia mendatang.

Keindahan arsitektur instalasi bambu ini diperkaya oleh beberapa karya bambu hasil penelitian Dr.-Ing. Andry Widyowijatnoko, ST.,MT.,IAI  seorang akademisi ITB yang karya instalasi bambunya mendapat penghargaan arsitektur menyampaikan topik ketika bambu bermain dengan gaya, yang banyak memberi inspirasi pada arsitektur modern.

Keandalan dan keindahan arsitektur instalasi bambu tidak terlepas dari pengetahuan tentang kekuatan material khususnya bambu untuk pembangunan yang aman dan kuat. Informasi ini akan disampaikan ahli bahan bangunan Dr. Ir. Inggar Sephtia Irawati, ST.,MT.,IPM., peneliti dari UGM yang mendalami karakter tanaman bambu. Tapi narasumber ingin mengatakan bahwa Bambu bahan bangunan unggul dan ramah lingkungan.

Pengetahuan ini sangat penting bagi pelaku pembangunan dalam menggunakan bambu pada karyanya agar tidak mudah rusak. Untuk itu Arsitek Ir. Budi A. Sukada, GradhonsDip.AA., IAI. pengamat dan pemerhati berbagai konsep desain arsitektur, akan memandu dalam seminar arsitektur tentang bambu yang unik ini.

Webinar ini diikuti 650 peserta terdiri dari kalangan profesional, arsitek, ahli struktur, dan mahasiswa.(ant)

“Pohon bambu apapun jenisnya tidak bisa ditebang saat musim hujan”

Bangga Indonesia, Jakarta – Arsitek Ahli Bambu Pon S Purajatnika mengatakan kekuatan bambu dalam dunia konstruksi apabila penanganannya benar tidak kalah dengan beton karena memiliki daya tarik dan lentur yang lebih tinggi.

“Beberapa negara termasuk Indonesia masih menggunakan bambu sebagai konstruksi bangunan serta memiliki usia yang sama dengan beton,” kata Pon dalam webinar berjudul ‘Arsitektur Instalasi Bambu’ yang diselenggarakan Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia, Jumat.

Pon mengatakan kekuatan bambu sangat bergantung kepada waktu menebang pohon ini, salah penanganan akan membuat bambu justru lebih cepat lapuk dan menurunkan usia pakainya.

“Sebagai contoh bambu tidak bisa ditebang saat bulan Purnama, bukan karena klenik tetapi memang ilmiah. Saat purnama biasanya bambu akan menarik air dari dalam tanah dan membuat kadar gulanya meningkat. Kondisi ini membuat bambu menjadi mudah lapuk saat dipakai,” ujar Pon.

Penanganan lainnya, pohon bambu apapun jenisnya tidak bisa ditebang saat musim hujan. Hal ini semata-mata untuk menjaga kadar air di dalam bambu agar tidak terlalu tinggi, jelas Pon.

Bambu sebenarnya tidak asing bagi masyarakat Indonesia, namun dalam perjalanan waktu tanaman ini dilupakan. Bagi sebagian masyarakat bambu tidak memiliki keuntungan finansial sehingga akhirnya tanaman ini dilupakan.

Bambu banyak dimanfaatkan tidak hanya di Jawa Barat saja, namun seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke banyak memanfaatkannya untuk konstruksi, ungkap Pon.

Bambu, kata Pon, juga banyak dipergunakan untuk merehabilitasi tanah karena di lokasi yang banyak tanaman bambunya biasanya akan tumbuh mata air. Tanaman ini memiliki kemampuan dalam menghimpun air.

Pemanfaatan bambu bagi sebagian masyarakat terutama di Jawa sudah sangat dikenal terutama untuk pembangunan jembatan. Sifatnya yang lentur tetapi kuat membuatnya mampu menahan beban di atasnya.

“Ada beberapa jembatan yang melintasi Sungai Brantas dan Sungai Citarum yang memanfaatkan bambu sebagai konstruksinya,” kata Pon.

Dalam dunia arsitektur pemanfaatan bambu banyak digunakan untuk bangunan bukan saja difungsikan sebagai struktur karena kekuatannya, tetapi juga kerap diekspos (diperlihatkan) untuk menampilkan keindahan alaminya.

“Saya pernah melihat rumah yang konstruksinya menggunakan bambu di Kampung Cikondang Bandung meskipun dibangun sejak 1920 namun masih kokoh bertahan. Bahkan saya sampai foto kolong-kolongnya untuk melihat konstruksinya,” kata Pon lagi.

Unik

Keunikan Arsitektur tradisional Nusantara tidak terlepas dari penggunaan material bambu yang memiliki nilai jual pariwisata dan menarik banyak minat pecinta bambu untuk diterapkan pada berbagai fungsi arsitektur baru.

Bambu secara tradisi sudah menjadi bagian kehidupan rakyat dari material bangunan hunian, konstruksi jembatan, pengaman lingkungan, perlengkapan rumah tangga, alat kesenian dan banyak lagi. Karakter bambu sebagai bahan berongga beruas-ruas, bersifat lentur dan memiliki kekuatan tarik yang mengagumkan.

Berpedoman pada konstruksi bambu yang menciptakan bentuk atap khas bangunan tradisional Nusantara, menginspirasi ahli bambu dan arsitek melakukan terobosan merancang instalasi bambu menjadi suatu karya arsitektur yang menarik.

Bambu sebagai tanaman tropis tidak kehilangan karakteristiknya ketika dipadukan dengan material seperti logam, kaca dan beton. Karya arsitektur instalasi bambu mampu menarik perhatian dan akan mewarnai beberapa destinasi pariwisata di Indonesia mendatang.

Keindahan arsitektur instalasi bambu ini diperkaya oleh beberapa karya bambu hasil penelitian Dr.-Ing. Andry Widyowijatnoko, ST.,MT.,IAI  seorang akademisi ITB yang karya instalasi bambunya mendapat penghargaan arsitektur menyampaikan topik ketika bambu bermain dengan gaya, yang banyak memberi inspirasi pada arsitektur modern.

Keandalan dan keindahan arsitektur instalasi bambu tidak terlepas dari pengetahuan tentang kekuatan material khususnya bambu untuk pembangunan yang aman dan kuat. Informasi ini akan disampaikan ahli bahan bangunan Dr. Ir. Inggar Sephtia Irawati, ST.,MT.,IPM., peneliti dari UGM yang mendalami karakter tanaman bambu. Tapi narasumber ingin mengatakan bahwa Bambu bahan bangunan unggul dan ramah lingkungan.

Pengetahuan ini sangat penting bagi pelaku pembangunan dalam menggunakan bambu pada karyanya agar tidak mudah rusak. Untuk itu Arsitek Ir. Budi A. Sukada, GradhonsDip.AA., IAI. pengamat dan pemerhati berbagai konsep desain arsitektur, akan memandu dalam seminar arsitektur tentang bambu yang unik ini.

Webinar ini diikuti 650 peserta terdiri dari kalangan profesional, arsitek, ahli struktur, dan mahasiswa.(ant)

“Pohon bambu apapun jenisnya tidak bisa ditebang saat musim hujan”

Bangga Indonesia, Jakarta – Arsitek Ahli Bambu Pon S Purajatnika mengatakan kekuatan bambu dalam dunia konstruksi apabila penanganannya benar tidak kalah dengan beton karena memiliki daya tarik dan lentur yang lebih tinggi.

“Beberapa negara termasuk Indonesia masih menggunakan bambu sebagai konstruksi bangunan serta memiliki usia yang sama dengan beton,” kata Pon dalam webinar berjudul ‘Arsitektur Instalasi Bambu’ yang diselenggarakan Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia, Jumat.

Pon mengatakan kekuatan bambu sangat bergantung kepada waktu menebang pohon ini, salah penanganan akan membuat bambu justru lebih cepat lapuk dan menurunkan usia pakainya.

“Sebagai contoh bambu tidak bisa ditebang saat bulan Purnama, bukan karena klenik tetapi memang ilmiah. Saat purnama biasanya bambu akan menarik air dari dalam tanah dan membuat kadar gulanya meningkat. Kondisi ini membuat bambu menjadi mudah lapuk saat dipakai,” ujar Pon.

Penanganan lainnya, pohon bambu apapun jenisnya tidak bisa ditebang saat musim hujan. Hal ini semata-mata untuk menjaga kadar air di dalam bambu agar tidak terlalu tinggi, jelas Pon.

Bambu sebenarnya tidak asing bagi masyarakat Indonesia, namun dalam perjalanan waktu tanaman ini dilupakan. Bagi sebagian masyarakat bambu tidak memiliki keuntungan finansial sehingga akhirnya tanaman ini dilupakan.

Bambu banyak dimanfaatkan tidak hanya di Jawa Barat saja, namun seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke banyak memanfaatkannya untuk konstruksi, ungkap Pon.

Bambu, kata Pon, juga banyak dipergunakan untuk merehabilitasi tanah karena di lokasi yang banyak tanaman bambunya biasanya akan tumbuh mata air. Tanaman ini memiliki kemampuan dalam menghimpun air.

Pemanfaatan bambu bagi sebagian masyarakat terutama di Jawa sudah sangat dikenal terutama untuk pembangunan jembatan. Sifatnya yang lentur tetapi kuat membuatnya mampu menahan beban di atasnya.

“Ada beberapa jembatan yang melintasi Sungai Brantas dan Sungai Citarum yang memanfaatkan bambu sebagai konstruksinya,” kata Pon.

Dalam dunia arsitektur pemanfaatan bambu banyak digunakan untuk bangunan bukan saja difungsikan sebagai struktur karena kekuatannya, tetapi juga kerap diekspos (diperlihatkan) untuk menampilkan keindahan alaminya.

“Saya pernah melihat rumah yang konstruksinya menggunakan bambu di Kampung Cikondang Bandung meskipun dibangun sejak 1920 namun masih kokoh bertahan. Bahkan saya sampai foto kolong-kolongnya untuk melihat konstruksinya,” kata Pon lagi.

Unik

Keunikan Arsitektur tradisional Nusantara tidak terlepas dari penggunaan material bambu yang memiliki nilai jual pariwisata dan menarik banyak minat pecinta bambu untuk diterapkan pada berbagai fungsi arsitektur baru.

Bambu secara tradisi sudah menjadi bagian kehidupan rakyat dari material bangunan hunian, konstruksi jembatan, pengaman lingkungan, perlengkapan rumah tangga, alat kesenian dan banyak lagi. Karakter bambu sebagai bahan berongga beruas-ruas, bersifat lentur dan memiliki kekuatan tarik yang mengagumkan.

Berpedoman pada konstruksi bambu yang menciptakan bentuk atap khas bangunan tradisional Nusantara, menginspirasi ahli bambu dan arsitek melakukan terobosan merancang instalasi bambu menjadi suatu karya arsitektur yang menarik.

Bambu sebagai tanaman tropis tidak kehilangan karakteristiknya ketika dipadukan dengan material seperti logam, kaca dan beton. Karya arsitektur instalasi bambu mampu menarik perhatian dan akan mewarnai beberapa destinasi pariwisata di Indonesia mendatang.

Keindahan arsitektur instalasi bambu ini diperkaya oleh beberapa karya bambu hasil penelitian Dr.-Ing. Andry Widyowijatnoko, ST.,MT.,IAI  seorang akademisi ITB yang karya instalasi bambunya mendapat penghargaan arsitektur menyampaikan topik ketika bambu bermain dengan gaya, yang banyak memberi inspirasi pada arsitektur modern.

Keandalan dan keindahan arsitektur instalasi bambu tidak terlepas dari pengetahuan tentang kekuatan material khususnya bambu untuk pembangunan yang aman dan kuat. Informasi ini akan disampaikan ahli bahan bangunan Dr. Ir. Inggar Sephtia Irawati, ST.,MT.,IPM., peneliti dari UGM yang mendalami karakter tanaman bambu. Tapi narasumber ingin mengatakan bahwa Bambu bahan bangunan unggul dan ramah lingkungan.

Pengetahuan ini sangat penting bagi pelaku pembangunan dalam menggunakan bambu pada karyanya agar tidak mudah rusak. Untuk itu Arsitek Ir. Budi A. Sukada, GradhonsDip.AA., IAI. pengamat dan pemerhati berbagai konsep desain arsitektur, akan memandu dalam seminar arsitektur tentang bambu yang unik ini.

Webinar ini diikuti 650 peserta terdiri dari kalangan profesional, arsitek, ahli struktur, dan mahasiswa.(ant)

“Pohon bambu apapun jenisnya tidak bisa ditebang saat musim hujan”

Bangga Indonesia, Jakarta – Arsitek Ahli Bambu Pon S Purajatnika mengatakan kekuatan bambu dalam dunia konstruksi apabila penanganannya benar tidak kalah dengan beton karena memiliki daya tarik dan lentur yang lebih tinggi.

“Beberapa negara termasuk Indonesia masih menggunakan bambu sebagai konstruksi bangunan serta memiliki usia yang sama dengan beton,” kata Pon dalam webinar berjudul ‘Arsitektur Instalasi Bambu’ yang diselenggarakan Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia, Jumat.

Pon mengatakan kekuatan bambu sangat bergantung kepada waktu menebang pohon ini, salah penanganan akan membuat bambu justru lebih cepat lapuk dan menurunkan usia pakainya.

“Sebagai contoh bambu tidak bisa ditebang saat bulan Purnama, bukan karena klenik tetapi memang ilmiah. Saat purnama biasanya bambu akan menarik air dari dalam tanah dan membuat kadar gulanya meningkat. Kondisi ini membuat bambu menjadi mudah lapuk saat dipakai,” ujar Pon.

Penanganan lainnya, pohon bambu apapun jenisnya tidak bisa ditebang saat musim hujan. Hal ini semata-mata untuk menjaga kadar air di dalam bambu agar tidak terlalu tinggi, jelas Pon.

Bambu sebenarnya tidak asing bagi masyarakat Indonesia, namun dalam perjalanan waktu tanaman ini dilupakan. Bagi sebagian masyarakat bambu tidak memiliki keuntungan finansial sehingga akhirnya tanaman ini dilupakan.

Bambu banyak dimanfaatkan tidak hanya di Jawa Barat saja, namun seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke banyak memanfaatkannya untuk konstruksi, ungkap Pon.

Bambu, kata Pon, juga banyak dipergunakan untuk merehabilitasi tanah karena di lokasi yang banyak tanaman bambunya biasanya akan tumbuh mata air. Tanaman ini memiliki kemampuan dalam menghimpun air.

Pemanfaatan bambu bagi sebagian masyarakat terutama di Jawa sudah sangat dikenal terutama untuk pembangunan jembatan. Sifatnya yang lentur tetapi kuat membuatnya mampu menahan beban di atasnya.

“Ada beberapa jembatan yang melintasi Sungai Brantas dan Sungai Citarum yang memanfaatkan bambu sebagai konstruksinya,” kata Pon.

Dalam dunia arsitektur pemanfaatan bambu banyak digunakan untuk bangunan bukan saja difungsikan sebagai struktur karena kekuatannya, tetapi juga kerap diekspos (diperlihatkan) untuk menampilkan keindahan alaminya.

“Saya pernah melihat rumah yang konstruksinya menggunakan bambu di Kampung Cikondang Bandung meskipun dibangun sejak 1920 namun masih kokoh bertahan. Bahkan saya sampai foto kolong-kolongnya untuk melihat konstruksinya,” kata Pon lagi.

Unik

Keunikan Arsitektur tradisional Nusantara tidak terlepas dari penggunaan material bambu yang memiliki nilai jual pariwisata dan menarik banyak minat pecinta bambu untuk diterapkan pada berbagai fungsi arsitektur baru.

Bambu secara tradisi sudah menjadi bagian kehidupan rakyat dari material bangunan hunian, konstruksi jembatan, pengaman lingkungan, perlengkapan rumah tangga, alat kesenian dan banyak lagi. Karakter bambu sebagai bahan berongga beruas-ruas, bersifat lentur dan memiliki kekuatan tarik yang mengagumkan.

Berpedoman pada konstruksi bambu yang menciptakan bentuk atap khas bangunan tradisional Nusantara, menginspirasi ahli bambu dan arsitek melakukan terobosan merancang instalasi bambu menjadi suatu karya arsitektur yang menarik.

Bambu sebagai tanaman tropis tidak kehilangan karakteristiknya ketika dipadukan dengan material seperti logam, kaca dan beton. Karya arsitektur instalasi bambu mampu menarik perhatian dan akan mewarnai beberapa destinasi pariwisata di Indonesia mendatang.

Keindahan arsitektur instalasi bambu ini diperkaya oleh beberapa karya bambu hasil penelitian Dr.-Ing. Andry Widyowijatnoko, ST.,MT.,IAI  seorang akademisi ITB yang karya instalasi bambunya mendapat penghargaan arsitektur menyampaikan topik ketika bambu bermain dengan gaya, yang banyak memberi inspirasi pada arsitektur modern.

Keandalan dan keindahan arsitektur instalasi bambu tidak terlepas dari pengetahuan tentang kekuatan material khususnya bambu untuk pembangunan yang aman dan kuat. Informasi ini akan disampaikan ahli bahan bangunan Dr. Ir. Inggar Sephtia Irawati, ST.,MT.,IPM., peneliti dari UGM yang mendalami karakter tanaman bambu. Tapi narasumber ingin mengatakan bahwa Bambu bahan bangunan unggul dan ramah lingkungan.

Pengetahuan ini sangat penting bagi pelaku pembangunan dalam menggunakan bambu pada karyanya agar tidak mudah rusak. Untuk itu Arsitek Ir. Budi A. Sukada, GradhonsDip.AA., IAI. pengamat dan pemerhati berbagai konsep desain arsitektur, akan memandu dalam seminar arsitektur tentang bambu yang unik ini.

Webinar ini diikuti 650 peserta terdiri dari kalangan profesional, arsitek, ahli struktur, dan mahasiswa.(ant)

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent News