Bangga Indonesia, Malang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang menggandeng pemerintah daerah di Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang) untuk memulihkan ekonomi di wilayah itu yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho mengemukakan Malang Raya yang menjadi wilayah pengungkit pertumbuhan ekonomi di Kawasan Tengah Selatan (Katesa) Jawa Timur diproyeksikan tumbuh pada rentang 3,7-4,7 persen untuk Kota Malang, Kabupaten Malang sekitar 3,6-4,6 persen, dan Kota Batu pada rentang 4,1-5,1 persen.
“Kerangka kebijakan pemulihan ekonomi 2021 terdiri dari tiga hal, yaitu intervensi kesehatan berupa vaksinasi gratis untuk masyarakat, survival and recovery kit guna menjaga kesinambungan bisnis dan program perlindungan sosial, serta reformasi struktural berupa Undang-Undang Cipta Kerja,” kata Azka di sela Webinar Sinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi Malang Raya 2021 di Malang, Jumat.
Azka mengatakan kota/kabupaten di Malang Raya, masing-masing memiliki prioritas dalam pengembangan ekonomi.
Kota Malang mengusung ekonomi kreatif berbasis kekuatan sumber daya manusia sebagai lokomotif penggerak masa depan, sedangkan Kabupaten Malang didukung oleh intensifikasi proses vaksinasi bagi SDM kesehatan, petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum.
Sementara di Kota Batu pemulihan ekonomi daerah pada sektor pertanian, pariwisata dan UMKM yang didukung oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pemberdayaan desa.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan kesiapannya untuk bersinergi bersama Kabupaten Malang dan Kota Batu dalam pemulihan ekonomi Malang Raya.
“Kota Malang siap menguatkan sinergitas dan kolaborasi bersama di Malang Raya. Bagaimana kita sudah duduk bersama-sama, harapannya ini bisa membangun sinergitas di antara kita semua,” ucapnya.
Sutiaji optimistis potensi sumber daya manusia di wilayahnya mampu memotori kolaborasi pemulihan ekonomi Malang Raya di masa pandemi, khususnya guna menggeneratori sektor Ekonomi Kreatif.
Dalam paparannya, Sutiaji menyebutkan 50,63 persen potensi sumber daya manusia di Kota Malang adalah generasi Z, serta didukung oleh 54 perguruan tinggi. Potensi sumber daya manusia ini menjadi kekuatan tersendiri untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif di masa pandemi.
“Setidaknya ekonomi kreatif berbasis industri start up digital di Kota Malang telah mencapai 151 perusahaan. Kota Malang bangkit, optimistis pemulihan ekonomi. Pandemi berdampak signifikan, tapi hikmah di tengah perjuangan, menghadirkan optimisme masa depan,” katanya.(ant)