Bangga Indonesia, Ambon – Gubernur Maluku Murad Ismail optimistis perekonomian di daerahnya akan mengalami pertumbuhan positif di akhir 2020 dan pulih kembali pada 2021.
“Melihat kinerja ekonomi Maluku yang tumbuh 0,83 persen pada triwulan III 2020, maka saya optimistis perekonomian Maluku akan pulih di tahun 2021,” kata Gubernur Murad saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020, yang berlangsung secara virtual di Ambon, Kamis.
Pertemuan tahunan secara virtual dengan tema “Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi” dihadiri Presiden Joko Widodo para menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo serta pimpinan BI dan Gubernur dari 34 provinsi.
Menurutnya, data Bank Indonesia Perwakilan Maluku kinerja ekonomi Maluku tercatat tumbuh 0,83 persen pada triwulan III 2020, atau jauh lebih baik dibanding triwulan II 2020 yang terkontraksi 2,69 persen.
Guna mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah provinsi Maluku akan mengoptimalkan realisasi belanja APBD serta realisasi APBN, terutama belanja transfer dari pusat untuk penanganan COVID-19 antara lain bantuan kesehatan, sosial dan pemulihan ekonomi
Pemprov secara bertahap membuka kembali aktivitas perekonomian, jalur transportasi, jasa usaha dan perdagangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran pandemik tersebut.
Murad juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memberikan apresiasi yang tinggi kepada BI Perwakilan Maluku atas dukungan dan kerja sama dalam peningkatan perekonomian dan pemulihan perekonomian daerah yang terdampak COVID-19.
Sedangkan Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku Noviarsani Manullang mengatakan kinerja ekonomi di Maluku pada triwulan III tahun 2020 terkontraksi sebesar 2,38 persen, tetapi masih lebih baik dibanding secara nasional yang terkontraksi 3,49 persen.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan III terjadi di lapangan usaha pertanian, perikanan, perdagangan dan transportasi.
Sedangkan dari sisi permintaan pertumbuhan ekonomi Maluku terkontraksi konsumsi rumah tangga, sedangkan investasi disebabkan terkendalanya beberapa proyek infrastruktur akibat COVID-19.
“Ada sedikit pengecualian pada kinerja ekspor Maluku triwulan III 2020 yang meningkat signifikan terutama komoditas non migas yang didominasi udang, ikan segar dan ikan olahan, serta ekspor udang segar ke Tiongkok terus meningkat,” ujarnya.
Sedangkan inflasi Maluku pada November 2020 rendah dan terkendali sebesar 0,66 persen yang disebabkan rendahnya daya beli masyarakat di masa pandemik.
“Rendahnya Inflasi Maluku disebabkan permintaan masyarakat yang masih terbatas saat pandemik dan Inflasi Maluku masih berada di bawah sasaran inflasi secara nasional,” ujarnya.
Pihaknya kata Noviarsani, akan meningkatkan sinerginya dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Maluku maupun kabupaten/kota untuk menerapkan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif dalam rangka pengendalian harga terutama menjelang hari besar keagamaan.