Penulis yang ideal tidak terlalu merisaukan nama besar. Dedikasinya tidak tergantung orang lain mencatatnya dalam sejarah kepenulisan. Ada atau tidak ada pengakuan ia akan tetap menulis, sebab menulis adalah wahana pengabdiannya, demikian penjelasan Redi Panuju.
Sobat. Ketika kita berolah raga apa pun olah raganya pasti kita akan melakukan pemanasan atau warming up. Demikian pula dalam menulis ada warming up. Apa saja warming up –nya untuk menjadi penulis yang handal itu ?
Sobat. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan bahkan jadikanlah sebagai suatu kebiasaan :
1. Teruslah Melatih kreativitas.
Tidakkah kita ingin menikmati gudang ide yang tiada batasnya yang bisa kita ambil setiap saat? Itulah yang akan diberikan pola pikir kreatif pada kita. Untuk itu, tak peduli apa yang bisa kita lakukan sekarang ini, kreativitas bisa meningkatkan kapabilitas kita. Kreativitas adalah kemampuan melihat apa yang dilihat dan dipikirkan orang lain dan yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya oleh orang lain sehingga kita bisa melakukan apa yang belum dipikirkan orang lain.
2. Banyak Membaca.
Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca kita bisa menjelajahi dunia sekalipun hanya berada di kamar. Sisihkan waktu 1 jam tiap hari untuk membaca buku-buku yang bergizi bagi kehidupan kita.
3. Rajin Menulis Diary.
Tulislah kisah sukses harian kita setiap hari menjelang tidur malam dalam buku diary. Hal ini sangat membantu kita dalam melakukan afirmasi positif pada diri kita.
4. Berkorespodensi.
Kalau kita punya kebiasaan berkorepodensi dengan teman-teman kita baik di dalam negeri maupun di luar negeri maka hal ini sangat bermanfaat dan menambaha wawasan kita. Khasanah pengetahuan kita akan bertambah pula dan salah satu modal yang berharga untuk menjadi penulis.
5. Senang berdiskusi.
Dengan berdiskusi akan melatih otak kreatif kita. Seorang Fisikawan, Tom Hirschfield menyatakan, “ Jika Anda tidak ajukan pertanyaan ‘ Mengapa ini?’ sesering mungkin, orang alin akan bertanya ‘Anda kenapa?’ Jika kita ingin berpikir kreatif, kita harus ajukan pertanyaan yang bagus. Kita harus menantang prosesnya.”
6. Melihat lebih dekat.
Mengeksplorasi berbagai kemungkinan membantu menstimulasi imajinasi, dan imajinasi sangat penting bagi kreatifitas. Sebagaimana dikatakan Albert Einstein, “ Imajinasi jauh lebih penting daripada pengetahuan.”
7. Akrab dengan bahasa.
Kalau kita banyak membaca dan menulis maka otomatis kita akan akrab dengan bahasa sehingga khasanah bahasa dan pilihan kata kita akan variatif dan kreatif.
8. Enjoy This life ! Jalani kehidupan ini dengan penuh semangat dan optimis. Buat pernyataan harian setiap bangun tidur, “ Prestasi apa yang hari ini bisa saya torehkan yang menjadikan Allah ridho dan bangga kepada diri saya. Prestasi apa yang bisa saya torehkan hari ini yang menjadikan keluarga dan orang tua saya bangga?” kemudian kita jawab dengan tindakan nyata. Maka Insya Allah kehidupan kita akan luar biasa.
Sobat. Eksistensi penulisan bukan ditentukan oleh status atributifnya, namun lebih kepada kesetiaannya mengabdi melalui aktivitas menulis. Kelak, dari sekian ribu karya yang dihasilkan, Insya Allah, akan ada satu atau dua karya yang berdampak sosial. Seringkali pemikiran seseorang menjadi perbincangan justru setelah yang bersangkutan dipanggil oleh Allah SWT. Pepatah mengatakan, “ Gajah mati tinggalkan gading, Harimau mati tinggalkan belang, maka penulis mati harus tinggalkan karya. Jadi sekali lagi karyalah yang menentukan eksistensi penulis.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa ! Salam Literasi !
(Spiritual Motivator – DR.N.Faqih Syarif H, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur )