Teruslah Tingkatkan Kualitas Diri
Sobat. Tanpa kualitas , kecemerlangan tidak akan tercapai. Ketika hendak melakukan amalan, tanyalah kepada diri sendiri ( dalam hati ), “ Apakah tujuan aku melakukan amalan ini?” Kemudian renungkanlah ke dalam hati anda untuk mendapatkan jawabannya. Jangan lupa buang jauh-jauh niat yang jahat dari hati. Apabila anda menghasilkan suatu produk, tanyalah kepada diri Anda, “ Sudikah aku menerima produk ini untuk diri sendiri?” Jika Anda sendiri tidak sudi menerimanya, jangan diberikan kepada orang lain. Ingatlah sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “ Sesungguhnya, Allah itu suci bersih dan Allah tidak akan menerima kecuali, yang suci bersih juga.”
Sobat. Allah menuntut setiap individu untuk melakukan ibadah serta amal yang berkualitas. Sebagaimana Allah berfirman QS Al-mulk ayat 2 :
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” ( QS. 67 : 2 )
Dalam Tafsir jalalayn dijelaskan sebagai berikut ; (Yang menjadikan mati) di dunia (dan hidup) di akhirat, atau yang menjadikan mati dan hidup di dunia. Nuthfah pada asalnya sebagai barang mati, kemudian jadilah ia hidup; pengertian hidup ialah karena ia mempunyai perasaan. Pengertian mati adalah kebalikannya. Pengertian lafal al-khalqu berdasarkan makna yang kedua ini berarti memastikan (supaya Dia menguji kalian) atau mencoba kalian di dalam kehidupan ini (siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya) maksudnya yang paling taat kepada Allah. (Dan Dia Maha Perkasa) di dalam melakukan pembalasan terhadap orang yang durhaka kepada-Nya (lagi Maha Pengampun) kepada orang yang bertobat kepada-Nya.
Sobat Berkenaan dengan ayat di atas Imam Ibnu Katsir mengatakan, “ ( yang dimaksud dengan amalan yang baik (ahsan) ialah sebaik-baik amalan dan bukan sebanyak-banyaknya amalan.”
Islam sangat menekankan kualitas dalam setiap hal. Dan kualitas itu harus dimulai dari dalam hati, sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah Saw bersabda,”Sesungguhnya, Allah tidak melihat pada rupa wajah dan tubuh jasadmu, tetapi Allah melihat pada hati-hatimu.”
Sobat. Islam mempunyai prinsip-prinsip kualitas. Setidaknya ada delapan prinsip kualitas ketika kita berpedoman dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
- Otoritas tertinggi tentang kualitas ialah Allah. Pakar audit tertinggi dan tanpa tanding tiada lain hanya Allah SWT . Dia yang mengetahui segala sesuatu yang lahir dan yang batin. Berhadapan dengan Allah SWT manusia tidak dapat menyembunyikan apa pun. Mereka terpaksa menjaga kualitas dalam setiap hal dan keadaan. Allah berfirman dalam Surat at-Taghabun ayat 18, “ Dialah Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
- Kualitas bermula dari dalam. Kebersihan hati adalah dasar kualitas. Titik tolak dari kebersihan hati ialah keikhlasan dan kejujuran. Manusia yang ikhlas dan jujur tidak akan menipu, menerima suap, mengkhianati amanah, serta bersikap tidak peduli dalam hidupnya. Dengan melakukan hal tersebut, dia tidak hanya akan menghasilkan produk yang berkualitas, lebih daripada itu dia akan memastikan hasil yang seperti itu terjadi secara konsisten. Menurut Imam Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda,” Sesungguhnya dalam diri anak Adam ada sekepal daging. Jika baik daging itu, akan baiklah seluruh jazad dan jika buruk daging itu, akan buruklah seluruh jazad . Daging itu ialah hati.”
- Kualitas harus ada ukurannya, bukan berdasarkan pengakuan saja. Takwa ada ukurannya. Ukuran dasar yang harus dipatuhi adalah syariat. Jika seseorang mengaku bahwa dia bertakwa sedangkan kewajiban yang pokok tidak dilakukannya, dia dianggap sebagai seorang pendusta karena tidak menepati ukuran-ukuran takwa.
- Berkualitas pada setiap kesempatan, setiap waktu, bukan sekali-kali. Allah mengawasi manusia setiap waktu, setiap detik. Umat Islam wajib menjaga kualitas Iman dan amalan mereka setiap waktu. Menurut Imam Tirmidzi, Rasulullah bersabda,” Bertakwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada.”
- Setiap orang adalah pemimpin. Setiap individu adalah pemimpin yang bertanggung jawab pada peranannya masing-masing. Jika setiap individu memelihara kualitas pekerjaannya masing-masing, produk yang dihasilkannya pasti berkualitas secara keseluruhannya. Rasulullah Saw bersabda, “ Semua dari kamu adalah penggembala dan semua dari kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya.”
- Menilai sebelum dinilai. Pekerjaan amal manusia pasti akan dinilai oleh Allah di akherat nanti. Sebelum penilaian ini dibuat di akherat, sebaiknya penilaian diri sendiri dibuat dari waktu ke waktu sewaktu masih hidup di dunia. Khalifah Umar bin Khaththab berkata, “ Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab.”
- Berkualitas secara holistic bukan hanya di beberapa Islam merupakan agama yang lengkap, nilai-nilai kualitas harus diaplikasikan secara komprehensif. Menurut Imam Muslim, Rasulullah Saw bersabda, “ Allah menuntut agar ihsan (keelokan) terwujud dalam setiap hal.”
- Pengabaian merugikan dunia dan akherat. Kegagalan mengikuti landasan kualitas yang Allah tetapkan akan mengundang kerugian di dunia dan di akherat. Kerugian di dunia akan melanda dalam bentuk kesempitan hidup, sementara di akherat dalam bentuk adzab yang amat pedih. Sebaliknya, jika landasan kualitas ini dipatuhi, Allah akan mengganjarnya dengan pahala dan rahmat dari sisi-Nya.
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. ( QS. Thaha (20) : 124 )
Sobat. Dikisahkan sahabat Nabi Abu Talhah ialah seorang Anshar yang kaya raya. Anas bin Malik meriwayatkan. Di antara harta yang beliau miliki ialah sebuah tanah yang dikenal sebagai Bairuha. Setelah turunnya ayat 92 dari surat Al-Baqarah yang artinya, “ Kamu tidak akan mencapai kebaikan sehingga kamu menafkahkan apa yang kamu cintai.” Sahabat nabi – Abu Talhah segera pergi menemui Nabi dan berkata, “ YA Rasulullah . Saya ingin menyumbangkan tanah yang paling saya sayangi, yaitu Bairuha. Pemberian sumbangan ini saya lakukan karena Allah.”
Kisah ini sobat. Menunjukkan bahwa Allah menginginkan umat Islam mementingkan kualitas dalam pemberian mereka. Hal ini juga menunjukkan bahwa para sahabat senantiasa bersedia berkorban demi melakukan amal yang berkualitas yang berpedoman dengan tuntunan yang telah Allah tetapkan.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa !
( Spiritual Motivator – DR.N.Faqih Syarif H, M.Si Penulis buku Gizi Spiritual dan Pengasuh Menulis Buku 90 Hari. Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur )