“PANGGUNG SANDIWARA”
Oleh : K. Sasono
(Komunitas Garis Bawah)
“Dunia ini panggung sandiwara
Ceritanya mudah berubah
Kisah Mahabrata atau tragedi dari Yunani….
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwarra…?” (Sebuah lagu dari God Bless)
Kita datang ke dunia ini atas kehendak dari sang Pencipta. Kitapun kelak akan berpulang kembali atas kehendak-Nya juga. Dan jika Allah telah menghendaki, kita tidak akan pernah mampu menolaknya. Tak terhitung orang yang sudah berpulang mendahului kita. Dan berapa banyak orang yang akan datang menggantikan kita. Jika saatnya nanti tiba, semua akan binasa.
Dunia ibarat panggung sandiwara, manusia lahir ke dunia naik panggung dan meninggalkan dunia turun dari panggung dalam waktu yang sangat singkat. Panggung sandiwara, kehidupan dunia bukanlah kehidupan sesungguhnya. Akhiratlah kehidupan yang sesungguhnya.
Panggung sandiwara, kehidupan dunia ada sutradaranya dan ada bintangnya. Kita semua adalah bintang sandiwara dunia. Namun, Allahlah sang Mahasutradara dan pengatur yang sesungguhnya.
Dunia ini tak ubahnya seperti sebuah ruang ujian. Dimana kita tidak lebih dari salah satu seorang peserta ujian yang hanya diberi waktu terbatas untuk mengerjakan soal-soal ujian itu. Begitu pula manusia di dunia ini, kita selalu menghadapi ujian, semenjak baligh sampai meninggal dunia.
Peserta ujian akan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, terlebih jika masa ujian sudah dekat. Padahal ia tidak tahu kapan waktu ajalnya tiba. Bisa lusa, besok, ataupun nanti.
Dan manusia wajib berhati-hati karena di dunia ada sang penipu ulung. Tidak lain tidak bukan adalah iblis laknatullah, mereka senantiasa menyongsong setiap peran-peran di dunia ini. Dengan berbagai macam penawaran-penawaran yang sangat menggiurkan diajukan oleh iblis dengan bisikannya, mulai dari harta, tahta dan wanita.
Setan atau Iblis diciptakan oleh Allah SWT dari api. Iblis senantiasa menyebarkan rasa dendam dan permusuhan dengan umat manusia. Sejak ia diusir dari surga, dengan berbagai cara, ia ingin melaksanakan pembalasan kepada Nabi Adam AS yang menyebabkan ia terusir dari surga.
Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia di panggung sandiwara dunia ini. Maka dari itu kita dianjurkan untuk senantiasa berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Mereka dengan tegas telah bersumpah untuk menyesatkan anak cucu Adam hingga datang hari kiamat.
Orang beriman sudah pasti ingin berhasil juga di kehidupan dunia. Doanya dan harapannya kepada Allah ta’ala tidak pernah berhenti hanya pada sebatas pengharapan dunia saja. Mereka juga selalu mengharapkan akhirat bersamaan dengan harapannya akan dunia ini.
Jadi amatlah rugi bagi orang-orang yang salah persepsi, yakni bersungguh-sungguh dalam permainan dunia dan bermain-main dalam mempersiapkan akhiratnya. Dunia harusnya bisa menjadi penting, terutama dalam konteks mengumpulkan bekal pulang menuju akhirat.
Terlalu banyak topeng dunia yang digunakan oleh manusia untuk memerankan peranannya dalam menjalani sandiwara kehidupan dunia ini. Manusia tidak sadar bahwa juri yang akan menjadi penilai manusia adalah Malaikat yang tidak pernah keliru dalam mencatat akting setiap pemain sandiwara itu.
Allah SWT berfirman “Dan tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan permainan belaka, dan sesungguhnya perumahan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, jikalau mereka mengetahui”. (QS. Al-Ankabut: 64)
Yang perlu dijadikan catatan dan di garis bawahi adalah setiap peran kita yang pernah kita mainkan sebagai manusia selama di panggung sandiwara dunia, pasti dan tidak mungkin tidak akan di minta pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Maka persiapkanlah-persiapkanlah..! !
|