Bangga Indonesia, Surabaya – Pakar Biostatistika Epidemologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo menilai kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyatakat) merupakan kebijakan setengah hati.
“Tingkat efektivitasnya tidak signifikan,” tegas Windhu Purnomo kepada awak media, Selasa (12/01/2021).
Sebelumnya, pemeritah Provinsi Jawa Timur melalui siaran pers pada Sabtu (09/01/2021) PPKM itu diberlakukan di sebelas daerah.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan bahwa mobilitas merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam penularan COVID-19
“Penurunan mobilitas akan sangat berpengaruh terhadap proses penularan COVID-19,” jelas Khofifah.
Oleh sebab itu PPKM perlu diberlakukan di provinsi Jawa Timur guna menekan penyebaran COVID-19.
“Dengan diberlakukannya PPKM ini diharapkan dapat menekan penularan kasus,” harap gubernur.
Namun, Windhu menilai kebijakan itu diambil dengan setengah hati dan tanggung.S ehingga tidak menimbulkan Efektivitas yang signifikan
Menurutnya, langkah yang diambil pemerintah terkesan percuma, selama pergerakan dan interaksi warga yang non esensial tetap berlangsung
Dia juga menambahkan PPKM yang di berlakukan masih parsial hanya di beberapa kota saja. Mudahnya mode transportasi baik umum maupun jalan tol sangat memudahkan pergerakan warga yang juga memudahkan pergerakan virus.
” Langkah yang diambil percuma selama pergerakan non esensial tetap berlangsung,” kritiknya.
Windhu berharap upaya pemerintah itu bisa sedikit mengerem laju penyebaran virus corona, meski ia sendiri pesimis akan menurunkannya penambahan kasus harian.
“Saya berharap semoga PPKM ini bisa sedikit mengerem kasus, meski saya pesimis bisa melandaikan pertambahan kasuPakar Epidemologi Sebut PPKM kebijakan setengah hati. (Alief)
¬