Bangga Indonesia, Jakarta – Panglima Perang Tiongkok Sun Tzu menulis The Art of War lebih dari 2.000 tahun lalu tetapi prinsip dan inspirasi dari pemikirannya yang mendunia terasa masih tetap relevan hingga saat ini.
Bahkan saat pandemi, ketika COVID-19 menjadi musuh bersama seluruh umat manusia di dunia, strategi perang ala Sun Tzu jika diterapkan dengan baik, mampu memberikan celah dan peluang untuk bertahan hingga memenangkan perang melawan corona.
Sun Tzu mengajarkan kepada para prajuritnya untuk mengalahkan musuh-musuh dengan kekuatan musuh.
Ia juga mengajarkan pendekatan untuk memenangkan pertempuran dengan mengejutkan musuh dari dua arah, serangan langsung dan tidak langsung, menempatkan musuh pada dua kesulitan sekaligus.
Ini sama artinya ketika Pemerintah menginisiasi strategi-strategi solusi satu jurus untuk banyak tujuan.
Dari sisi kebijakan, Pemerintah telah berupaya untuk menemukan cara-cara terbaik dalam memenangkan pertempuran melawan COVID-19 di Tanah Air.
Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021 yang diturunkan dalam program konkret Beli Kreatif Danau Toba misalnya merupakan cara meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus promosi wisata destinasi yang sedang menjadi prioritas untuk dipromosikan.
#BeliKreatifDanauToba bisa dikatakan mengadopsi strategi perang ala Sun Tzu karena menggunakan satu jurus untuk banyak tujuan.
#BeliKreatifDanauToba pada tujuan nyatanya ingin mempromosikan destinasi wisata, menggerakkan sektor ekonomi kreatif dan UMKM di sekitarnya, seiring dengan itu mendorong daya beli masyarakat.
Perputaran ekonomi pun diharapkan akan menggerakkan sektor riil kawasan yang dalam jangka lebih panjang diharapkan membangkitkan perekonomian di Sumatera Utara bahkan Indonesia.
Masyarakat diarahkan untuk hanya mengonsumsi produk lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersamaan dengan itu sekaligus mempromosikan destinasi yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Tanah Air.
Dalam jangka panjang jika hal ini menjadi gerakan nasional yang melibatkan berbagai pihak maka bukan semata UMKM dan ekonomi kreatif yang akan bangkit melainkan juga sektor pariwisata sebagai sektor yang menyerap lebih dari 34 juta lapangan pekerjaan di Indonesia.
Terus Dikampanyekan
Sehebat apapun konsep yang dilahirkan untuk sebuah solusi, namun hanya akan menjadi isapan jempol belaka jika tanpa kampanye dan ajakan kepada seluruh pihak untuk terlibat.
Gerakan #BeliKreatifDanauToba harus menjadi bagian dari masyarakat yang dilaksanakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, beragam kampanye pun terus dilakukan bahkan salah satunya digelar yakni ajang promosi dan kampanye Beli Kreatif Danau Toba Fair dan Pesona Kuliner Danau Toba, di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, Banten, dalam rangka menyambut pelaksanaan program #BeliKreatifDanauToba.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, menjelaskan kegiatan ini dilakukan untuk membangun dan mendorong masyarakat agar lebih mencintai, membeli, dan menggunakan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh pelaku UMKM Indonesia atau yang saat ini disebut artisanal.
Memang semua harus menyadari bahwa UMKM nyatanya memiliki peran yang besar dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Secara statistik pelaku UMKM memberikan kontribusi kepada PDB sebesar 60 persen dan menyerap 90 persen tenaga kerja. Oleh karena itu, sangat penting bagi seluruh pihak untuk mencintai produk lokal Indonesia.
Pada kegiatan yang digelar pada 11 – 21 Februari 2021 itu, dihadirkan berbagai produk-produk ekonomi kreatif khas khas Sumatra Utara, dari mulai fesyen, kriya, hingga kuliner. Lalu, ada live music yang diisi oleh musisi asal Sumatera Utara seperti Trio Batak dan musik etnik lainnya.
Kegiatan Beli Kreatif Danau Toba itu merupakan turunan dari program Beli Kreatif Lokal yang diinisiasi oleh Kemenparekraf/Baparekraf dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang lahir sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Gernas BBI fokus pada daerah-daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Kemenparekraf/Baparekraf dipercaya untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Kawasan Danau Toba Sumatera, yang merupakan salah satu destinasi super prioritas Tanah Air.
Program Beli Kreatif Danau Toba ini pun disadari kemudian harus terus digaungkan, tidak hanya di Sumatera Utara, namun juga di daerah-daerah yang terdapat diaspora Bataknya.
Dalam program #BeliKreatifDanauToba, Kemenparekraf melakukan pendampingan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kompetensi diri hingga memberikan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi digital. Sehingga, bisa memperluas pasar nasional, bahkan internasional. Bahkan ke depan pun ditargetkan 20 persen produk lokal ini masuk ke pasar ekspor.
Destinasi Prioritas
Kisah tentang Danau Toba tak berhenti sekadar sebagai sebuah tempat wisata namun sumber kesejahteraan bagi masyarakat.
Ia diharapkan mampu menjadi lokomotif bagi kebangkitan sektor pariwisata Indonesia secara umum.
Oleh karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memiliki fokus khusus terhadap pengembangan destinasi di Sumatera Utara tersebut.
Sandiaga Uno bahkan mengaku sudah terpesona dengan Danau Toba dan sudah mengunjunginya hingga empat kali dan ia buktikan sendiri bahwa danau tersebut tak sekadar seperti cerita sejarah namun keindahannya juga sangat mengagumkan.
Lalu, ada pula keadaan ekonomi kreatif yang membuat dirinya tertantang mengenalkan kuliner ombus-ombus dan mi gomak sebagai kuliner khas Danau Toba.
Tak ketinggalan, Menparekraf juga tersadar ada potensi besar lain untuk dikembangkan yakni pariwisata olahraga (sports tourism) di Danau Toba yang kini menjadi salah satu fokus utama dari program Destinasi Super Prioritas.
Kemudian, ia pun bertekad mengembangkan program #BeliKreatifDanauToba merupakan program pendampingan yang dilakukan oleh Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif, kepada 200 pelaku kreatif subsektor fesyen, kriya dan kuliner di daerah sekitar Danau Toba, Sumatera Utara.
Selanjutnya, Sandiaga Uno mengajak masyarakat untuk beli kreatif lokal sebagai bentuk keberpihakan dalam berbelanja karena dapat membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah situasi pandemi.
Semua kemudian menanti sekuat apa program yang menerapkan jurus ala Sun Tzu untuk bisa membangkitkan sektor pariwisata di Indonesia yang terdampak pandemi.
Karena pada dasarnya pariwisata memiliki potensi yang besar untuk menjadi solusi bagi persoalan ekonomi bangsa ini. ( Ant )