Bangga Indonesia – Jakarta, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pengembang Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Muhammadiyah yang berlangsung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka, Jakarta, Rabu (30/08/23).
Mendag mengatakan, peran UMKM saat ini cukup penting namun belum diimbangi dengan daya saing yang kuat. Potensi bisnis UMKM pada 2025 diperkirakan mencapai USD 135 miliar.
Mendag menambahkan, saat ini diperlukan 4 pilar peningkatan daya saing UMKM, yaitu UMKM yang terbuka terhadap perubahan, inovatif dan mau berkembang, akses kemitraan, akses digitalisasi, dan akses pembiayaan.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemendag dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Sinergi Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi Umat.
MoU tersebut merupakan bentuk fasilitasi kemitraan untuk memajukan toko/warung dari warga Muhammadiyah.
Melalui program kemitraan tersebut, warung akan mendapatkan banyak keuntungan, antara lain jaminan pasokan barang, pendampingan usaha, dukungan manajemen ritel yang modern, digitalisasi pembayaran melalui QRIS, penjualan produk-produk digital seperti pulsa, token listrik, bayar tagihan dan lain-lain.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, UMKM saat ini harus memiliki perspektif untuk bergerak maju dan mengikuti perkembangan zaman. Ia pun mengapresiasi kerja sama Kemendag dan PP Muhammadiyah melalui penandatanganan MoU kemitraan toko dan warung.
“UMKM tidak lagi merupakan program yang sifatnya dianggap belum jadi soko guru, tapi selanjutnya harus mulai bergerak dinamis dan progresif,” kata Prof Haedar.(*)