Bangga Indonesia, Jakarta – Kritik Membangun Prof Suyanto Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Mengenai Peta Jalan Pendidikan Indonesia.
Prof. Suyanto, Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dalam FGD ke-10 Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa, 13 Maret 2021 yang diikuti sekitar 500 peserta webinar di meeting zoom. Beliau menyatakan bahwa, “Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020 – 2035 versi Kemendikbud mempergunakan tren global dan masa depan pembelajaran sebagai pijakan untuk mendesain peta jalan pendidikan masa depan.”
“Pola pikir yang ada mengabaikan dimensi historis bangsa Indonesia yang semestinya menjadi titik awal refleksi , evaluasi dan antisipasi bagi kebijakan pendidikan di masa depan. Visi pendidikan di masa depan harus mendasarkan diri pada dimensi sejarah perjuangan bangsa Indonesia.Cita-cita besar para pendiri bangsa tetap harus menjadi orientasi kebangsaan dalam mendesain kebijakan pendidikan di masa depan.” Lanjut Prof. Suyanto.
“Isi fundamental sebuah system pendidikan adalah visi besar pendidikan masa depan,yaitu system pendidikan Indonesia masa depan akan membentuk dan mempersiapkan warga Negara dengan kompetensi yang sesuai. Di dalam system pendidikan ini seharusnya terdapat dimensi antropologi manusia Indonesia,yaitu bagaimana kita memandang manusia Indonesia yang memiliki akar budaya bangsa ,tradisi spiritual-religius ,yang sebagai makhluk ciptaan memiliki tugas dan panggilan yang unik sebagai individu dan warga Negara.” Kata Prof. Suyanto.
Filosofi pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara : Olah Raga ( Kinestetika ), Olah Hati ( Etika ), Olah Pikir ( literasi ), Olah Karsa (Estetika). Dijadikan kristalisasi nilai-nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter : Integritas,Religius, Nasionalis, Mandiri dan Gotong Royong.
Beliau menegaskan mengenai substansi Peta Jalan yang harus dicakup :
1. Konsteks historis dan visi pendidikan para Pendiri bangsa pada saat memproklamasikan kemerdekaan perlu menjadi titik awal pembuatan Peta Jalan pendidikan.
2. Konteks hidrometeorologis sebagai bagian dalam perancangan kebijakan pendidikan di masa depan ,termasuk penganggaran, pendanaan, mobilisasi, untuk menangani bencana hidrometeorologi,yang berpengaruh pada anggaran ,kurikulum ,dll
3. Dalam ekosistem pendidikan perlu ditegaskan bahwa Peta Jalan harus membuka peluang masyarakat untuk berpartisipasi dan diberdayakan, serta memiliki budaya mutu.
4. Pengembangan ekologi pendidikan melalui guru penggerak sebaiknya didesain tanpa mengabaikan sumberdaya yang sudah ada , sepertiP4TK , LPMP agar justru tidak kontra produktif dan malah menjadi sebuah ekologi predator yang mematikanpartisipasi yang ada dalam system yang sudah ada.
“ Lebih baik istilah kunci dalam Peta Jalan Pendidikan mengacu langsung pada esensi transformasi dan partisipasi yang ingin dikembangkan, yaitu Pendidikan Transformatif dan Partisipatif yang tidak bias kepentingan kelompok atau mengacu pada kebijakan periode tertentu, sehingga spirit Pendidikan Transformatif dan Partisipatif ini menjadi alur utama transformasi pendidikan di masa depan. “ closing Prof. Suyanto, Ph.D Guru Besar UNY.