Bangga Indonesia, Malang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang secara bertahap terus berupaya mengubah pola transaksi keuangan di kalangan masyarakat, yakni dengan menontunaikan setiap transaksi.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho menyatakan bahwa pihaknya juga mendukung percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan di berbagai sektor kehidupan, terutama dalam bertransaksi keuangan.
“Mudah-mudahan tujuan dari acara hari ini untuk menontunaikan berbagai aspek kehidupan yang memungkinkan, bisa terlaksana dengan baik,” kata Azka Subhan Aminurridho dalam Pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2021 secara virtual di salah satu hotel di Malang, Senin.
Menurut Azka, teknologi digital telah hadir di setiap sudut kehidupan dan tren digitalisasi ini mempengaruhi perekonomian, mengubah pola transaksi masyarakat, dan mendisrupsi fungsi-fungsi konvensional, termasuk pada sektor keuangan.
Tren digitalisasi diikuti dengan era sharing economy dan platform economy, serta pola bisnis yang semakin modular. Pola bisnis modular menempatkan data sebagai aset sekaligus menjadi kunci daya saing baru di era digital.
Perkembangan digitalisasi, katanya, menuntut adanya metode pembayaran yang serba cepat, mobile, aman, dan murah. Transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh sejalan dengan meningkatnya akseptasi masyarakat untuk berbelanja daring, meluasnya pembayaran digital, dan akselerasi digital banking.
Tren digitalisasi akan terus berkembang pesat didorong pesatnya digitalisasi, inovasi dan perluasan ekosistem baik secara geografis dan segmentasi.
Saat ini, akses terhadap infrastruktur digital menjadi semakin mudah dan murah, sehingga tendensi literasi digital masyarakat Indonesia untuk mengakselerasi arus digitalisasi juga semakin kuat.
Di sisi lain, digitalisasi ekonomi dan keuangan juga membawa implikasi risiko yang perlu diwaspadai mengganggu stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran.
Ia mengatakan revolusi digital di era Industri 4.0 ini menuntut para pemangku kepentingan seperti Pemerintah, Kementerian/Lembaga, otoritas maupun pelaku industri untuk memahami pergeseran kebutuhan masyarakat, peluang, dan dimensi risiko dalam menjaga kualitas layanan publik.
Digitalisasi di sektor jasa keuangan terbukti dapat mendukung pemulihan ekonomi keuangan global dan Indonesia. Momentum ini harus diikuti dengan upaya bersama untuk mempercepat transformasi digital di berbagai aspek.
Kolaborasi antara otoritas, pelaku industri, dan semua pemangku kepentingan utama dalam ekosistem keuangan digital sangat penting untuk keberhasilan pencapaian tujuan ini.
Dalam rangka mendorong awareness pentingnya digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien untuk perekonomian Indonesia, meningkatkan kolaborasi otoritas di pusat dan daerah, Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2021.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji memberikan dukungan optimal dalam Percepatan Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan di berbagai sektor untuk diterapkan di kota yang dipimpinnya itu. “Kita harus bisa masuk pada digitalisasi. Bagaimana ke depan nanti terus kita kuatkan. Mudah-mudahan penguatan ekonomi digital di Kota Malang bisa dikuatkan,” ucapnya.
Sutiaji menambahkan berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Malang dalam mendukung upaya percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan di berbagai sektor.
“Pemerintah Kota Malang mengharuskan yang namanya bantuan-bantuan ini sudah tidak ada yang tunai, sudah non-tunai semuanya. Yang kedua, Puskesmas harus digerakkan, pasar-pasar nanti harus digerakkan. Bagaimana Kopindag belajar terus agar transaksi di pasar-pasar harus dengan transaksi digital,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sutiaji mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah masyarakat untuk beralih ke aspek-aspek digital.
Mau tidak mau harus sudah masuk dalam digitalisasi. “COVID-19 ini paksaan, sudah waktunya kita digital. Bukan hanya milik negara maju atau negara berkembang, tapi semua. Kalau kita meninggalkan digital, kita akan kalah beberapa langkah ke belakang,” katanya.
FEKDI 2021 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya digitalisasi ekonomi dan keuangan, sekaligus mendorong pengembangan inovasi dan keuangan digital dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.(ant)