Hikmah Ujian di Dunia bagi Hamba
Sobat. Allah memberi kita sehat, sakit, kaya, miskin, gembira, dan duka agar kita mengenal-Nya dengan seluruh sifat-Nya.
Sobat. Allah menetapkan dunia bercampur dengan kekeruhan dan menghias kenikmatannya dengan kerisauan. Apa hikmah di balik itu semua? Allah SWT menjadikan dunia sebagai tempat pemberian beban. Bahkan bisa dikatakan dunia merupakan medan ujian.
Kekeruhan yang dimaksud adalah sehat, sakit, senang, sedih, mati, ujian, dan bencana. Seorang muslim tidak merasa aneh dengan berbagai manifestasi Tuhan yang merupakan wujud keagungan dan keindahan-Nya. Jika salah satu musibah atau kekeruhan turun ke dunia, ia tidak merasa heran karena semua yang terjadi di dunia ini merupakan wujud keagungan-Nya. Dunia merupakan negeri bencana, tempat perpisahan dan perpindahan. Karena itu, jangan bersedih!. Seperti itulah sifat dunia. Bahkan, melalui itu pulalah kau mengenal Allah. Kau mengenal-Nya melalui berbagai perwujudan-Nya, yang agung, indah, manis dan pahit.
Sobat. Penghambaan merupakan buah dari beban yang diberikan. Beban tidak disebut beban kecuali jika beban itu menyertai orang yang diberikan beban bersama kesulitan yang ada di dalamnya. Engkau mengetahui bahwa doa adalah ibadah. Doa merupakan buah dari rasa butuh, papa, dan takut terhadap derita dan musibah. Orang yang tidak takut akan hidup dalam kenikmatan dan kegembiraan. Ia tidak akan mengangkat tangan menunjukkan rasa butuhnya kepada Allah.
Sobat. Inti taklif Ilahi adalah sabar dan syukur. Sabar terwujud ketika menghadapi kesulitan dan musibah, sementara syukur terwujud ketika mempergunakan nikmat yang diberikan. Jadi taklif Ilahi mengharuskan adanya ketercampuran antara kesulitan dan kelapangan atau kegembiraan.
Terkait dengan ganjaran untuk rasa sakit dan lapar, ada beberapa hadits dan ayat Al-Qur’an yang memuji orang yang sabar. Allah berfirman : “ Orang yang sabar diberikan ganjaran tanpa hisab.” Dan Dia juga berfirman, “ Berikan kabar gembira kepada orang yang sabar,” dan, “ Allah bersama orang yang sabar.” Bagi orang yang bersabar Nabi Muhammad saw bersabda, “ Tidakkah seorang muslim mendapat luka, penyakit, kerisauan, kesedihan, gangguan, serta kegelisahan, bahkan duri yang mengenainya, kecuali Allah hapus dengannya dosa-dosanya.” (HR. bukhari )
Dalam salah satu hikmahnya, Ibnu Athaillah berkata, “ Barangkali dalam kesulitan kau mendapatkan tambahan karunia yang tidak kau temukan dalam puasa dan sholat.” Rasa butuh dalam diri kita akan membersihkan hati dan menyucikan jiwa karena rasa itu mendorong hamba kembali kepada Allah. Keadaan jiwa semacam itu mungkin tidak akan didapatkan melalui puasa dan sholat. Sebab, kadang-kadang puasa dan sholat dipenuhi syahwat dan nafsu sehingga tidak aman dari cacat. Jadi ragam ujian merupakan hamparan anugerah. Ujian disebut anugerah karena rasa butuh menjadikan manusia hadir bersama Allah dan duduk di atas hamparan kejujuran. Bayangkanlah Anugerah Ilahi yang didapat dari pertemuan tersebut. Anugerah tersebut adalah semua yang Allah berikan kepada hamba, entah nikmat materi ataupun maknawi, baik terkait dengan urusan dunia maupun akherat. “ Siapa yang tidak mengenal nikmat ketika masih ada, ia akan mengenalnya di saat tiada.” Kata Ibnu Athaillah.
Karena itu sobat, ada umgkapan bijak yang berbunyi,” Nilai air diketahui oleh orang haus yang tinggal di pedalaman; bukan orang yang tinggal di pinggir sungai.” Karena nikmat hanya bisa disadari ketika nikmat itu tiada, Rasulullah Saw menyuruh kita melihat kepada orang yang berada di bwah kita agar kita tidak meremehkan nikmat-Nya. Nabi Muhammad Saw bersabda, “ Apabila salah satu diantara kalian ingin melihat orang yang diberi anugerah harta dan fisik, lihatlah orang yang berada di bawahnya.” ( HR Bukhari dan Muslim ).
Sobat. Derita dan kesulitan dunia merupakan nikmat atas hamba, karena hal itu membuat manusia tidak mencintainya sekaligus membuatnya dekat kepada Allah. Dari sana ia menghadap kepada Allah seraya mengharap ridha-Nya dan kebahagiaan di akherat.
Sobat. Apabila kefakiran membuat seseorang bersimpuh dan meminta kepada Allah maka itu sungguh lebih baik daripada kekayaan yang membuatnya lupa dan jauh dari Allah. Bahkan, harta merupakan ujian yang berat dan sulit sehingga sangat sedikit orang yang lulus ketika diuji dengan harta. Rasulullah Saw bersabda, “ Setiap umat memiliki ujian. Ujian umatku adalah harta.” ( HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad ).
Sobat. Jika kau ridha dengan kehidupan yang kaujalani, kau akan merasa cukup sehingga tidak menghendaki sesuatu yang berlebihan. Selain itu, kau juga akan menjaga kehormatan dan berusaha untuk membuat Allah Ridha kepadamu.
Jika kau berakal, tangisi dirimu dan usiamu yang dihabiskan dalam kelalaian kepada Allah sebelum mereka menangisi dirimu ketika kau mati. Apa manfaatnya menangis di saat itu? Sama sekali tidak bermanfaat. Hanya amal sholeh yang berguna di dalam kubur dan di hari perhitungan.
( Spiritual Motivator – DR. N.Faqih Syarif H, M.Si , 21 Ramadhan 1441 H )